Jakarta (ANTARA) - Tim yang terdiri dari para ahli biologi China mengungkap mekanisme di balik gandum mutan antipenyakit yang dikembangkan menggunakan teknologi penyuntingan genom.

Mereka menggunakan teknologi penyuntingan genom untuk memungkinkan varietas gandum elite melawan embun tepung, penyakit tanaman yang ganas, tanpa kehilangan panen, menurut studi yang dipublikasikan pada Kamis (10/2) di jurnal ilmiah Nature.

Studi itu dilakukan oleh para peneliti dari Institut Genetika dan Biologi Perkembangan serta Institut Mikrobiologi, keduanya berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).

Embun tepung adalah salah satu penyakit utama pada gandum. Menurut Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan China, penyakit ini menyerang sekitar 6,67 juta hektare lahan gandum setiap tahunnya di China. Hasil dari ladang yang terkena dampak parah dapat berkurang hingga 40 persen.

Patogen kerap menginfeksi tanaman melalui gen kerentanannya. Mutasi pada gen tersebut dapat memicu kekebalan tanaman terhadap penyakit, tetapi umumnya menghasilkan efek yang tidak diinginkan.

Pada 2014, para peneliti dari kedua institut tersebut mengembangkan varietas gandum yang resistan terhadap embun tepung dengan menyunting salah satu gen kerentanannya, yaitu Mildew resistant locus O (MLO), namun penyuntingan itu menyebabkan kehilangan panen, penuaan dini, dan ukuran bulir gandum yang kecil.

Para peneliti menemukan bahwa sebuah mutan MLO bernama Tamlo-R32 dapat mempertahankan ketahanan terhadap penyakit dengan tingkat pertumbuhan dan hasil panen yang serupa dengan varietas gandum standar.

Peneliti menggunakan penyuntingan genom presisi untuk memperkenalkan keunggulan mutan Tamlo-R32 ke dalam varietas gandum utama yang ditanam secara besar-besaran di China dan menciptakan varietas baru yang tahan terhadap embun tepung tanpa kehilangan panen.

Dibandingkan dengan metode pemuliaan tanaman yang bersifat tradisional, penyuntingan genom dapat mempersingkat proses pemuliaan secara signifikan, menunjukkan prospek penerapannya yang impresif dalam produksi pertanian modern, kata Qiu Jinlong, salah satu peneliti.