Jakarta (ANTARA) - Koordinator Staf Khusus Presiden RI Ari Dwipayana mengatakan pada era revolusi industri 4.0 ASN sebagai tulang punggung birokrasi harus lincah, adaptif, responsif dan inovatif.


Ari Dwipayana dalam keterangannya di Jakarta Kamis, mengatakan saat ini ASN hidup di zaman yang terus mengalami perubahan terutama para ASN milenial.
Hal itu dapat dilihat bagaimana mereka berpikir dan berinteraksi dan sangat berbeda dengan ASN sebelumnya, karena ASN merupakan salah satu bagian dari era disrupsi digitalisasi.

“Yang sangat penting ASN harus adaptif yakni terbuka terhadap perubahan yang terjadi. Terutama terhadap teknologi, disamping dituntut lincah dan responsif. Kalau dia adaptif maka ASN akan inovatif," kata Ari.
Selanjutnya, kondisi yang dinamis menuntut ASN meninggalkan pola kerja lama yang monoton, tersekat-sekat. ASN harus dapat mengembangkan ekosistem baru di dalam birokrasi pemerintah.

Baca juga: Aminuddin Ma'ruf: Bonus demografi momentum pemuda untuk ambil peran
Reformasi birokrasi menurut dia harus dilakukan untuk merespon dunia yang terus berubah. Generasi muda menjadi potensi kekayaan tersendiri bagi negara juga sebagai core values para ASN dan kondisi itu perlu menjadi perhatian penting di dalam tubuh birokrasi Indonesia.


Core values itu tidak serta merta jadi etos budaya birokrasi, bisa dilakukan berbagai cara, bisa dengan peningkatan kapasitas dengan cara-cara baru, itu adalah bagian dari transformasi values. Dan tidak akan berguna kalau sekedar bahan pembelajaran tapi harus jadi ekosistem kerja,” ucapnya.
Selain itu, dia mengatakan sudah saatnya semua ASN berkolaborasi dan bersinergi soal membangun hubungan koordinasi dengan stakeholder terkait dalam menunjang kinerja ASN, atau disebut dengan smart ASN.

Nantinya, menurut dia tidak hanya smart ASN saja, tetapi ekosistem dalam bekerja juga harus berubah terutama ruang kerja yang harus smart office.

Beberapa kementerian lembaga sudah melakukan inovasi kepada ASN, bahkan sejak sebelum pandemi. Yang paling sederhana adalah, mereka mulai membiasakan diri dengan big data, atau bagaimana menyimpan data dan hal itu akan menampilkan apa yang disebut smart office.


Sebelumnya, BPSDM Kemendagri kembali menggelar "Podcast Bikin Bangga Indonesia" yang kali ini mengangkat tema "Birokrasi Di Era Revolusi Industri 4.0".
Peningkatan kualitas birokrasi dilakukan melalui reformasi birokrasi antara lain dengan penyederhanaan birokrasi dan digitalisasi birokrasi.


Upaya mengimplementasikan hal tersebut perlu didukung oleh peningkatan kualitas SDM ASN sebagai sebagai tulang punggung birokrasi. Dampak dari birokrasi digital ke depan adalah kecepatan pelayanan dan pemberian informasi yang terbaru.
Revolusi industri 4.0 adalah fase terkini yang harus dihadapi oleh semua pihak, tidak terkecuali bagi ASN di lingkungan pemerintahan baik di pusat maupun daerah. Para aparatur dipaksa untuk beradaptasi terhadap transformasi teknologi agar fungsi pelayanan publik bisa lebih efisien, tepat dan cepat.

Kepala BPSDM Kemendagri Teguh Setyabudi mengingatkan para ASN harus betul-betul bisa mengisi tugas pokok dan fungsi di era revolusi industri 4.0 saat ini. Menurutnya kalau ASN tidak adaptif terhadap perubahan itu, maka akan berdampak pada kinerja yang lebih baik.
Baca juga: Stafsus Presiden dukung pembangunan Museum Bahasa Melayu
Baca juga: Stafsus Presiden: Pemerintah komitmen sertakan isu disabilitas di G20