Myanmar akan diwakili tokoh non-politik dalam pertemuan ASEAN
10 Februari 2022 21:46 WIB
Tangkapan layar - Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto R Suryodipuro menyampaikan keterangan pers secara daring pada Kamis (10/2/2022). ANTARA/Yashinta Difa.
Jakarta (ANTARA) - Delegasi Myanmar akan diwakili oleh tokoh non-politik dalam pertemuan para menteri luar negeri Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN Foreign Ministers Retreat/AMM Retreat) yang diselenggarakan pada 16-17 Februari 2022.
“Kehadiran Myanmar pada tingkat senior officials meeting akan dihadiri oleh pejabat tinggi kementerian luar negerinya. Untuk pertemuan tingkat menteri seyogianya dia juga yang hadir sebagai perwakilan non-politik,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto R Suryodipuro dalam pengarahan media secara daring pada Kamis.
Partisipasi perwakilan non-politik Myanmar dalam pertemuan-pertemuan ASEAN telah disepakati oleh para negara anggota perhimpunan sejak tahun lalu, karena Myanmar dianggap gagal mengimplementasikan Konsensus Lima Poin guna mengatasi krisis pasca kudeta militer 1 Februari 2021.
Selama belum ada kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin, kata Arto, Myanmar akan terus diwakili oleh tokoh non-politik dalam pertemuan ASEAN termasuk dalam pertemuan ASEAN dengan berbagai mitra wicaranya.
“Dari pihak Myanmar seyogianya sudah menunjukkan atau melakukan tindakan-tindakan nyata baik terkait penghentian kekerasan, kesiapan untuk suatu dialog yang inklusif, dan untuk memberikan akses kepada Utusan Khusus (ASEAN) untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar. Ini yang kita harapkan bisa ada kemajuan dari pihak Myanmar,” ujar dia.
Agenda AMM Retreat mendatang adalah membahas tindak lanjut KTT ASEAN sebelumnya, pemaparan prioritas Kamboja selaku tuan rumah dan ketua ASEAN tahun ini, hubungan dengan mitra-mitra wicara, serta mendiskusikan situasi di kawasan dan dunia.
Di antara isu prioritas yang akan diangkat oleh Indonesia yaitu tindak lanjut ASEAN Youth Program dan pembentukan gugus tugas tingkat tinggi (high level task force) untuk membahas Visi ASEAN pasca 2025.
“Kita menghendaki agar high level task force itu juga mulai melihat, memiliki kapasitas dan efektivitas kelembagaan untuk menghadapi tantangan di kawasan saat ini,” ujar Arto.
Isu lain yang akan dibahas adalah situasi di Myanmar, khususnya bagaimana ASEAN akan menyikapi krisis tersebut melalui langkah-langkah yang akan dilakukan ke depannya.
Baca juga: RI sayangkan minim kemajuan pelaksanaan Konsensus Lima Poin di Myanmar
Baca juga: ASEAN desak Myanmar terapkan Konsensus Lima Poin
Baca juga: Hanya perwakilan non-politik Myanmar diundang ke pertemuan ASEAN
“Kehadiran Myanmar pada tingkat senior officials meeting akan dihadiri oleh pejabat tinggi kementerian luar negerinya. Untuk pertemuan tingkat menteri seyogianya dia juga yang hadir sebagai perwakilan non-politik,” kata Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Kemlu RI Sidharto R Suryodipuro dalam pengarahan media secara daring pada Kamis.
Partisipasi perwakilan non-politik Myanmar dalam pertemuan-pertemuan ASEAN telah disepakati oleh para negara anggota perhimpunan sejak tahun lalu, karena Myanmar dianggap gagal mengimplementasikan Konsensus Lima Poin guna mengatasi krisis pasca kudeta militer 1 Februari 2021.
Selama belum ada kemajuan dalam implementasi Konsensus Lima Poin, kata Arto, Myanmar akan terus diwakili oleh tokoh non-politik dalam pertemuan ASEAN termasuk dalam pertemuan ASEAN dengan berbagai mitra wicaranya.
“Dari pihak Myanmar seyogianya sudah menunjukkan atau melakukan tindakan-tindakan nyata baik terkait penghentian kekerasan, kesiapan untuk suatu dialog yang inklusif, dan untuk memberikan akses kepada Utusan Khusus (ASEAN) untuk bertemu dengan semua pihak di Myanmar. Ini yang kita harapkan bisa ada kemajuan dari pihak Myanmar,” ujar dia.
Agenda AMM Retreat mendatang adalah membahas tindak lanjut KTT ASEAN sebelumnya, pemaparan prioritas Kamboja selaku tuan rumah dan ketua ASEAN tahun ini, hubungan dengan mitra-mitra wicara, serta mendiskusikan situasi di kawasan dan dunia.
Di antara isu prioritas yang akan diangkat oleh Indonesia yaitu tindak lanjut ASEAN Youth Program dan pembentukan gugus tugas tingkat tinggi (high level task force) untuk membahas Visi ASEAN pasca 2025.
“Kita menghendaki agar high level task force itu juga mulai melihat, memiliki kapasitas dan efektivitas kelembagaan untuk menghadapi tantangan di kawasan saat ini,” ujar Arto.
Isu lain yang akan dibahas adalah situasi di Myanmar, khususnya bagaimana ASEAN akan menyikapi krisis tersebut melalui langkah-langkah yang akan dilakukan ke depannya.
Baca juga: RI sayangkan minim kemajuan pelaksanaan Konsensus Lima Poin di Myanmar
Baca juga: ASEAN desak Myanmar terapkan Konsensus Lima Poin
Baca juga: Hanya perwakilan non-politik Myanmar diundang ke pertemuan ASEAN
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022
Tags: