Jepang: Tak ada rencana pertemuan PM Kishida dengan Presiden Korsel
10 Februari 2022 20:26 WIB
Arsip foto - Seorang petugas polisi berjaga dekat bendera nasional Jepang dan Korea Selatan di hotel, tempat kedutaan Korea Selatan di Jepang mengadakan resepsi untuk menandai peringatan 50 tahun normalisasi hubungan antara Seoul dan Tokyo, di Tokyo 22 Juni 2015. ANTARA/REUTERS/Toru Hanai.
Tokyo (ANTARA) - Tidak ada rencana yang disiapkan untuk pertemuan puncak para pemimpin tertinggi Jepang dan Korea Selatan, kata pejabat Jepang, Kamis.
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Korsel mengisyaratkan niatnya untuk meningkatkan hubungan dengan negara tetangganya itu sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei mendatang.
Baca juga: AS, Jepang, Korsel bahas ancaman Korut
Tanggapan Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno itu muncul dalam wawancara tertulis dengan media setelah Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan keinginannya untuk berkomunikasi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida guna memperbaiki hubungan yang saat ini tegang.
Namun, Matsuno menolak menanggapi secara langsung pernyataan Moon.
Perseteruan bersejarah atas pendudukan Jepang pada 1910-1945 di Korea terutama yang menyangkut masalah seperti “wanita penghibur”, eufemisme Jepang untuk sebagian besar wanita Korea yang dipaksa bekerja di rumah bordilnya pada masa perang, dan kerja paksa pada masa perang, telah lama merusak hubungan antara kedua negara Asia itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tujuh ABK WNI hilang di Mauritius, Kemlu tuntut penyelidikan
Baca juga: Indonesia ekspor 10 ton benih padi Sembada ke Brunei
Pernyataan itu dikeluarkan setelah Presiden Korsel mengisyaratkan niatnya untuk meningkatkan hubungan dengan negara tetangganya itu sebelum masa jabatannya berakhir pada Mei mendatang.
Baca juga: AS, Jepang, Korsel bahas ancaman Korut
Tanggapan Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno itu muncul dalam wawancara tertulis dengan media setelah Presiden Korsel Moon Jae-in menyatakan keinginannya untuk berkomunikasi dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida guna memperbaiki hubungan yang saat ini tegang.
Namun, Matsuno menolak menanggapi secara langsung pernyataan Moon.
Perseteruan bersejarah atas pendudukan Jepang pada 1910-1945 di Korea terutama yang menyangkut masalah seperti “wanita penghibur”, eufemisme Jepang untuk sebagian besar wanita Korea yang dipaksa bekerja di rumah bordilnya pada masa perang, dan kerja paksa pada masa perang, telah lama merusak hubungan antara kedua negara Asia itu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Tujuh ABK WNI hilang di Mauritius, Kemlu tuntut penyelidikan
Baca juga: Indonesia ekspor 10 ton benih padi Sembada ke Brunei
Penerjemah: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: