Kapolri minta pengendalian lonjakan COVID-19 dilakukan secara maksimal
10 Februari 2022 18:16 WIB
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan arahan dalam kegiatan percepatan vaksinasi massal di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kamis (10/2/2022). ANTARA/HO-Divisi Humas Polri.
Jakarta (ANTARA) - Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta semua pihak terkait penanganan pandemi COVID-19 untuk melakukan upaya maksimal dalam mengantisipasi lonjakan COVID-19 varian Omicron yang kini tengah terjadi.
Menurut Kapolri, angka positif COVID-19 akhir-akhir ini terus meningkat, data kemarin mencatat 46 ribu kasus positif. Angka tersebut hampir mendekati puncak angka positif harian COVID-19 di Indonesia yang terjadi Juli 2021.
“Tentunya ini menjadi kewaspadaan bagi kita semua untuk kemudian bersiap-siap, walaupun dalam kesempatan ini kami ingatkan masyarakat tak perlu panik. Namun upaya menghadapi lonjakan ini kita harus lakukan dengan maksimal," ujar Sigit dikutip dalam keterangan tertulis Divisi Humas Polri, Kamis.
Sigit menyampaikan permintaan itu saat meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan juga dilakukan serentak di 34 provinsi yang dipantau secara virtual.
Mantan Kabareskrim itu menjelaskan, semua pihak harus melakukan upaya maksimal dalam penanganan dan pengendalian COVID-19. Diperlukan strategi untuk bisa menekan angka harian kasus positif.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah daerah dan pihak terkait, yakni melaksanakan percepatan vaksinasi dengan target 100 persen setiap wilayah, utamanya untuk kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia).
Sigit mengaku menerima data untuk vaksinasi dosis pertama secara nasional sudah mencapai 98 persen, sehingga perlu dikejar agar mencapai 100 persen.
Sementara itu, masyarakat yang sudah melaksanakan vaksinasi dosis kedua, dan sudah memasuki rentang waktu enam bulan agar melaksanakan vaksinasi penguat atau booster.
"Karena ini sangat penting, sebab kecenderungan setelah enam bulan tingkat imunitas menurun. Jadi mau tak mau harus dilaksanakan vaksin untuk kemudian meningkatkan imunitas," ujar Sigit.
Dalam kesempatan tersebut, Sigit mengingatkan pentingnya vaksinasi, termasuk vaksinasi dosis ketiga karena dapat menghindari fatalitas dari paparan COVID-19.
Berdasarkan data yang diperolehnya, rata-rata mereka yang sudah divaksin dosis kedua atau ketiga masih bisa terkena COVID-19 varian Omicron, di mana kecenderungannya pasien tidak mengalami gejala atau bergejala ringan.
"Utamanya yang belum vaksin atau belum lengkap khususnya lansia atau komorbid memang ada beberapa yang mengalami fatalitas atau meninggal. Tolong ingatkan keluarga, tetangga atau masyarakat yang memiliki usia lansia segera vaksinasi," kata Sigit.
Selain vaksinasi, kata Sigit lagi, strategi penting lainnya adalah pendisiplinan protokol kesehatan. Masyarakat disarankan untuk menggunakan masker dua lapis mengingat tingkat penyebaran varian Omicron lebih cepat dibanding Delta.
"Salah satu penularan yang bisa terjadi manakala masyarakat di tempat kerumunan membuka masker," ujar Sigit.
Strategi lainnya adalah menyiapkan tempat isolasi terpusat (isoter). Sigit meminta forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) untuk menyiapkan fasilitas tersebut untuk mengakomodir masyarakat yang terpapar COVID-19 namun tidak memiliki tempat isolasi di rumah.
Dengan berada di tempat isoter, menurut Sigit, maka petugas medis akan lebih mudah mengawasi dan memberi pelayanan kesehatan ke masyarakat.
"Di sana (isoter) disiapkan dokter, disiapkan obatnya setiap hari dicek. Ini akan bisa menjadi jauh lebih baik dibanding melaksanakan secara mandiri, karena pasien agak susah mengontrolnya dan risiko tak terjadi penularan tentunya akan sangat sulit diawasi," katanya pula.
Sigit juga meminta jajaran Polri di seluruh Indonesia untuk kembali mengaktifkan pelaksanaan PPKM mikro untuk mengawasi masyarakat di wilayahnya yang sedang melaksanakan isolasi mandiri.
Menurut dia, PPKM mikro memiliki tugas tambahan mengecek wilayahnya khususnya di wilayah yang diperlukan ada yang isoman diawasi secara ketat.
“Cek apakah sudah dapat obat atau belum. Kemudian dikontrol agar kita menjaga laju varian Omicron ini kita kendalikan," ujarnya.
Sigit juga memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran yang menggelar kegiatan vaksinasi serentak di Indonesia melalui sambungan virtual. Menekankan kesiapan dan pencegahan terkait lonjakan kasus pertumbuhan COVID-19.
Khusus untuk wilayah Kalimantan Selatan, Kapolri mengingatkan target vaksinasi sebanyak 21 ribu dosis. Capaian target vaksinasi berkat kerja sama dan sinergi dengan forkopimda setempat.
“Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih, apresiasi atas kerja keras kerja sama dari TNI-Polri dan seluruh pemda baik provinsi, kotamadya maupun kabupaten yang terus bekerja sama membantu percepatan program akselerasi vaksinasi nasional," kata Sigit.
Baca juga: Kapolri dorong semua wilayah bisa capai 100 persen vaksinasi
Baca juga: Kapolri tinjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Belitung
Menurut Kapolri, angka positif COVID-19 akhir-akhir ini terus meningkat, data kemarin mencatat 46 ribu kasus positif. Angka tersebut hampir mendekati puncak angka positif harian COVID-19 di Indonesia yang terjadi Juli 2021.
“Tentunya ini menjadi kewaspadaan bagi kita semua untuk kemudian bersiap-siap, walaupun dalam kesempatan ini kami ingatkan masyarakat tak perlu panik. Namun upaya menghadapi lonjakan ini kita harus lakukan dengan maksimal," ujar Sigit dikutip dalam keterangan tertulis Divisi Humas Polri, Kamis.
Sigit menyampaikan permintaan itu saat meninjau pelaksanaan percepatan vaksinasi di Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel), dan juga dilakukan serentak di 34 provinsi yang dipantau secara virtual.
Mantan Kabareskrim itu menjelaskan, semua pihak harus melakukan upaya maksimal dalam penanganan dan pengendalian COVID-19. Diperlukan strategi untuk bisa menekan angka harian kasus positif.
Beberapa strategi yang dapat dilakukan pemerintah daerah dan pihak terkait, yakni melaksanakan percepatan vaksinasi dengan target 100 persen setiap wilayah, utamanya untuk kelompok rentan seperti lanjut usia (lansia).
Sigit mengaku menerima data untuk vaksinasi dosis pertama secara nasional sudah mencapai 98 persen, sehingga perlu dikejar agar mencapai 100 persen.
Sementara itu, masyarakat yang sudah melaksanakan vaksinasi dosis kedua, dan sudah memasuki rentang waktu enam bulan agar melaksanakan vaksinasi penguat atau booster.
"Karena ini sangat penting, sebab kecenderungan setelah enam bulan tingkat imunitas menurun. Jadi mau tak mau harus dilaksanakan vaksin untuk kemudian meningkatkan imunitas," ujar Sigit.
Dalam kesempatan tersebut, Sigit mengingatkan pentingnya vaksinasi, termasuk vaksinasi dosis ketiga karena dapat menghindari fatalitas dari paparan COVID-19.
Berdasarkan data yang diperolehnya, rata-rata mereka yang sudah divaksin dosis kedua atau ketiga masih bisa terkena COVID-19 varian Omicron, di mana kecenderungannya pasien tidak mengalami gejala atau bergejala ringan.
"Utamanya yang belum vaksin atau belum lengkap khususnya lansia atau komorbid memang ada beberapa yang mengalami fatalitas atau meninggal. Tolong ingatkan keluarga, tetangga atau masyarakat yang memiliki usia lansia segera vaksinasi," kata Sigit.
Selain vaksinasi, kata Sigit lagi, strategi penting lainnya adalah pendisiplinan protokol kesehatan. Masyarakat disarankan untuk menggunakan masker dua lapis mengingat tingkat penyebaran varian Omicron lebih cepat dibanding Delta.
"Salah satu penularan yang bisa terjadi manakala masyarakat di tempat kerumunan membuka masker," ujar Sigit.
Strategi lainnya adalah menyiapkan tempat isolasi terpusat (isoter). Sigit meminta forum koordinasi pimpinan daerah (forkopimda) untuk menyiapkan fasilitas tersebut untuk mengakomodir masyarakat yang terpapar COVID-19 namun tidak memiliki tempat isolasi di rumah.
Dengan berada di tempat isoter, menurut Sigit, maka petugas medis akan lebih mudah mengawasi dan memberi pelayanan kesehatan ke masyarakat.
"Di sana (isoter) disiapkan dokter, disiapkan obatnya setiap hari dicek. Ini akan bisa menjadi jauh lebih baik dibanding melaksanakan secara mandiri, karena pasien agak susah mengontrolnya dan risiko tak terjadi penularan tentunya akan sangat sulit diawasi," katanya pula.
Sigit juga meminta jajaran Polri di seluruh Indonesia untuk kembali mengaktifkan pelaksanaan PPKM mikro untuk mengawasi masyarakat di wilayahnya yang sedang melaksanakan isolasi mandiri.
Menurut dia, PPKM mikro memiliki tugas tambahan mengecek wilayahnya khususnya di wilayah yang diperlukan ada yang isoman diawasi secara ketat.
“Cek apakah sudah dapat obat atau belum. Kemudian dikontrol agar kita menjaga laju varian Omicron ini kita kendalikan," ujarnya.
Sigit juga memberikan pengarahan kepada seluruh jajaran yang menggelar kegiatan vaksinasi serentak di Indonesia melalui sambungan virtual. Menekankan kesiapan dan pencegahan terkait lonjakan kasus pertumbuhan COVID-19.
Khusus untuk wilayah Kalimantan Selatan, Kapolri mengingatkan target vaksinasi sebanyak 21 ribu dosis. Capaian target vaksinasi berkat kerja sama dan sinergi dengan forkopimda setempat.
“Dalam kesempatan ini saya ucapkan terima kasih, apresiasi atas kerja keras kerja sama dari TNI-Polri dan seluruh pemda baik provinsi, kotamadya maupun kabupaten yang terus bekerja sama membantu percepatan program akselerasi vaksinasi nasional," kata Sigit.
Baca juga: Kapolri dorong semua wilayah bisa capai 100 persen vaksinasi
Baca juga: Kapolri tinjau pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Belitung
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: