Jakarta (ANTARA News) - PT PLN (Persero) mencatat pendapatan selama semester pertama 2011 sebesar Rp55,3 triliun atau naik 15 persen dibandingkan periode sama 2010 Rp48,2 triliun.

Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun di Jakarta, Minggu mengatakan, pada semester pertama 2011, konsumsi tercatat mengalami kenaikan enam persen menjadi 76.028 Giga Watt hour (GWh) dari periode sama 2010 71.481 GWh.

"Pelanggan PLN tumbuh delapan persen dari 40,7 juta pada semester pertama 2010 menjadi 43,8 juta pada semester pertama 2011," ujarnya.

Ia merinci, kelompok pelanggan rumah tangga menjadi penyumbang terbesar pendapatan PLN pada semester pertama 2011 yakni Rp19,4 triliun atau naik 13 persen dibandingkan semester pertama 2010 sebesar Rp17,1 triliun.

Disusul kemudian pelanggan industri Rp19 triliun atau naik 19 persen dari Rp15,9 triliun, bisnis naik sembilan persen dari Rp12 triliun menjadi Rp13,1 triliun, sosial baik 24 persen dari Rp1,05 triliun menjadi Rp1,3 triliun, pemerintah naik 12 persen dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,3 triliun, dan penerangan jalan umum naik 23 persen dari Rp1 triliun menjadi Rp1,24 triliun.

Sedangkan, menurut Benny, komposisi pelanggan PLN per 30 Juni 2011 yang mencapai 43,8 juta terdiri dari rumah tangga 40,6 juta, industri 49 ribu, bisnis 1,954 juta, sosial 932 ribu, pemerintah 116 ribu, dan penerangan jalan umum 129 ribu.

Sementara, komposisi pelanggan per 30 Juni 2010 adalah rumah tangga masih 37,4 juta, industri 48 ribu, bisnis 2,1 juta, sosial 876 ribu, pemerintah 110 ribu, dan penerangan jalan umum 124 ribu.

Dari sisi konsumsi, Benny menjelaskan lagi, pelanggan rumah tangga pada semester pertama 2011 menyedot listrik 30.866 GWh, industri 26.837 GWh, bisnis 13.540 GWh, sosial 1.925 GWh, pemerintah 1.346 GWh, dan penerangan jalan umum 1.515 GWh.

Untuk posisi semester pertama 2010, komposisi konsumsinya adalah 28.673 GWh, industri 25.205 GWh, bisnis 13.083 GWh, sosial 1.796 GWh, pemerintah 1.267 GWh, dan penerangan jalan umum 1.457 GWh.

Tahun 2011, PLN mematok target penjualan listrik sebesar 162.700 GWh dan pendapatan Rp150 triliun.

Penjualan listrik terbesar ditargetkan didapatkan dari Jawa-Bali sebesar 125.400 GWh, Indonesia Barat 24.600 GWh, dan Indonesia Timur 12.600 GWh. (K007/Z002/K004)