Jakarta (ANTARA) - Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth mengingatkan kepada Gubernur DKI Jakarta untuk segera melaksanakan normalisasi Sungai Ciliwung menyusul kasus seorang warga meninggal setelah terperosok ke dalam sungai tersebut.
"Sudah sampai mana perkembangan program normalisasi Kali Ciliwung? Terus terang Saya merasa miris melihat kehidupan warga Jakarta yang tinggal di bantaran Kali Ciliwung seperti di Kebon Manggis ini, kalau tidak segera dinormalisasi dikhawatirkan bisa menambah deretan korban jiwa kembali," kata Kenneth saat takziah di kediaman korban seperti dikutip dalam siaran pers, Rabu.
Kenneth mengatakan dirinya melihat sendiri kondisi rumah almarhumah Yeni Rosita (37), di Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, yang terbilang sederhana padahal wilayah itu tepat berada di tengah-tengah kota dan toilet tempat terperosoknya korban, merupakan sebuah lubang yang hanya ditutupi oleh triplek dan disanggah kayu di atas aliran Ciliwung.
Kent (sapaan akrab Kenneth) menegaskan program normalisasi Kali Ciliwung harus segera dilakukan dengan serius, namun dia menilai hal tersebut akan terganjal karena Anies tidak berani melakukan penggusuran terhadap warga bantaran Kali Ciliwung akibat tersandera kepentingan politik dan janji saat kampanye dulu.
Andaikan tidak bisa melakukan penertiban, kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta itu, Anies sebagai orang nomor satu di Jakarta, harus bisa memberikan solusi untuk melaksanakan normalisasi Ciliwung.
"Jika Anies tidak berani atau tidak bisa, ya tidak apa apa. Namun tetap harus memberikan solusi dengan bentuk bantuan pembangunan MCK umum yang layak untuk warga bantaran Kali Ciliwung, bagaimanapun juga mereka manusia yang mempunyai hak untuk hidup lebih baik. Masa zaman sekarang masih ada WC di pinggir kali dan ditutupi dengan triplek," ucapnya.
Kent meminta kepada Anies segera mencari solusi bagi warga bantaran Ciliwung untuk mendapatkan tempat tinggal yang lebih layak, agar kebersihan dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut lebih terjamin, terlebih saat ini virus COVID-19 di Jakarta kembali mewabah.
Kemudian, lanjut dia, harus dipikirkan juga sanitasi lingkungan, terutama dalam bantuan pembangunan tempat mandi, cuci dan kakus (MCK) umum, agar warga dapat kehidupan yang bersih dan sehat.
"Kita harus berani memilih, kalau kita tidak mau menggusur ya harus memberikan mereka kehidupan yang layak, kejadian ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut. Karena saya melihat kondisi di lapangan bahwa MCK warga di bantaran kali sangat memprihatinkan dan berbahaya sekali, terutama jika air sudah tinggi, terlebih juga dikhawatirkan munculnya binatang-binatang berbahaya seperti ular atau buaya," tutur Kent.
Kent meyakini warga terpaksa untuk menghuni bantaran sungai selama bertahun-tahun karena keterbatasan ekonomi, oleh karena itu, tugas Pemprov DKI adalah memberikan jaminan hunian layak bagi warganya melalui penataan.
"Warga yang tinggal di bantaran kali ini harus dimanusiakan, dan layak mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Pemprov DKI harus bisa memikirkan jalan keluarnya agar peristiwa seperti almarhumah Yeni ini tidak terulang kembali, mereka ini semua adalah warga Jakarta yang mempunyai hak yang sama dengan kita," ucap Ketua Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI (IKAL) PPRA Angkatan LXII itu.
Kent sendiri mengakui, bahwa lahan yang ditempati oleh warga statusnya milik negara, namun jika ingin melakukan penertiban harus mengedepankan sisi kemanusiaan dengan merelokasi ke tempat yang layak.
"Memang jika dilihat dari segi aspek legalitas, warga bantaran memang melanggar ketentuan karena telah mendirikan bangunan di atas kali. Tapi Pemprov DKI harus pikirkan sisi kemanusiaan dan keadilan sosial, jika ingin merelokasi mereka, Saya rasa Pak Anies paham dalam menyikapi fenomena seperti ini, permasalahannya mau atau tidak saja," ucap Kent.
Terlebih, tambah dia, Pemprov DKI menganggarkan Rp1 triliun untuk pembebasan lahan dalam proyek normalisasi sungai dan waduk di Jakarta yang menjadi prioritas daerah sebagaimana ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam Instruksi Gubernur Nomor Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022 di mana terdapat delapan waduk dan embung yang menjadi target untuk dinormalisasi atau dinaturalisasi.
Selain itu, Kent juga meminta kepada pejabat setempat seperti Lurah, RW, dan RT agar lebih peka terhadap kondisi yang menimpa warganya tersebut. Lakukan pendataan bagi warga bantaran Kali Ciliwung yang tidak mempunyai MCK.
Kent sendiri mengunjungi rumah almarhumah Yeni Rosita (37), di Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur yang dikabarkan tewas usai terperosok di kamar mandi rumahnya berada di bantaran kali Ciliwung, pada Selasa ini dan diterima hangat oleh suami korban yang bernama Bambang Setiawan dan anaknya Masha Vianca Oktavia.
Keduanya pun mempersilahkan pria kelahiran Medan, 13 April 1981 itu untuk masuk ke rumahnya dan memperlihatkan kondisi rumah serta lokasi di mana korban terjatuh ke Kali Ciliwung sebelum akhirnya ditemukan di pintu air di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara, beberapa jam setelah hanyut pada Sabtu (5/2) dini hari. Usai kunjungannya tersebut, Kent memberikan tali kasih kepada keluarga korban.
Baca juga: PAM Jaya pasok air baku siap minum dari Kali Ciliwung mulai 2023
Baca juga: Gerakan Ciliwung Bersih luncurkan ekowisata-eduwisata Sungai Ciliwung
Baca juga: Pemkot Jaksel data rumah terdampak normalisasi Sungai Ciliwung
Kenneth ingatkan Anies segera laksanakan normalisasi Ciliwung
9 Februari 2022 21:48 WIB
Anggota DPRD DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth saat mendatangi rumah duka Yeni Rosita di Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur, Selasa (8/2/2022). ANTARA/Dokumentasi Pribadi
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2022
Tags: