Jakarta (ANTARA) - Emiten produsen bahan bangunan PT Impack Pratama Industri Tbk menargetkan pendapatan sebesar Rp2,6 triliun dengan laba bersih Rp260 miliar pada 2022.

Direktur Utama Impack Pratama Haryanto Tjiptodihardjo mengatakan, untuk mencapai target tersebut, perseroan pun menyiapkan sejumlah strategi.

"Pertama, meningkatkan pertumbuhan bisnis organik dengan membuka peluang bisnis baru dan inovasi produk baru. Pada bulan Januari 2022, perseroan resmi mengadakan grand launching untuk produk atap uPVC dengan harga terjangkau di bawah merk LaserTuff," ujar Haryanto dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Strategi kedua, lanjut Haryanto, emiten berkode saham IMPC itu memperkuat jaringan distribusi di area timur Indonesia.

"Diharapkan distribution center yang berlokasi di Surabaya bisa segera beroperasi di akhir kuartal satu ini," kata Haryanto.

Selanjutnya, perseroan akan melanjutkan rencana akuisisi baik di dalam maupun di luar negeri untuk meraih sinergi dengan nilai valuasi transaksi yang wajar.

"Penentuan target tersebut didasari oleh kondisi pandemi yang terkendali dan kegiatan ekonomi secara umum yang berangsur telah membaik," ujar Haryanto.

Untuk mencapai strategi tersebut, perusahaan mengalokasikan belanja modal sekitar Rp180 miliar.

Perseroan sendiri sampai dengan penghujung 2021 telah mencatatkan pendapatan penjualan sebesar Rp2,2 triliun, dengan laba bersih diprediksi bisa menembus di atas Rp200 miliar.

"Ini merupakan tahun kedua sejak pandemi COVID-19, Impack Pratama kembali mencetak angka pendapatan yang melampaui target, yaitu 15 persen lebih tinggi dari target senilai Rp1,9 triliun, serta 22 persen lebih tinggi dari Pendapatan full year 2020 senilai Rp1,8 triliun," kata Haryanto.

Sejalan dengan itu, ia memprediksi laba bersih perseroan mengalami pertumbuhan secara tahunan yang signifikan, yakni melampaui 60 persen dari sepanjang 2020 senilai Rp125 miliar, dan melampaui 21 persen dari target yang ditentukan sebesar Rp165 miliar.

Haryanto menambahkan, perseroan senantiasa berupaya mewujudkan komitmen kepada para pemangku kepentingan, dengan menerapkan prinsip keseimbangan antara perkembangan bisnis yang berkelanjutan dan neraca keuangan yang kuat.

"Sebagaimana halnya pembagian dividen, perseroan akan mempertahankan kebijakan pembagian dividen di atas 30 persen dari perolehan laba bersih tahun berjalan, sebagai wujud komitmen perseroan untuk selalu memberikan nilai tambah yang optimal kepada para pemegang saham," pungkas Haryanto.

Baca juga: Emiten kesehatan Bundamedik siap hadapi gelombang ketiga COVID-19

Baca juga: Wahana Interfood siap ekspansi setelah suntikan dana Rp100 miliar