Padang (ANTARA News) - Prof Dr Azyumardi Azra berpandangan calon pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus punya nyali, sehingga bisa tegas dalam mengambil tindakan dan penegakkan hukum di negeri ini.

"Kekuatan nyali dijajaran pimpinan KPK mutlak, dan harus mampu mengenyampingkan tekanan politik, baik dari eksekutif maupun legislatif," kata Azyumardi Azra menjawab ANTARA seusai peluncuran bukunya yang diterbitkan Erlangga berjudul Cerita Azra di Aula RRI Padang, Kamis.

Menurut Cendikiawan Muslim itu, calon pemimpin yang punya nyali tentu mereka yang bersih dari tindakan-tindakan yang merugikan negara pada masa lalunya.

Terkait, kelemahan selama ini pimpinan KPK dihadapkan dengan kepentingan dan tekanan politik dari eksekutif maupun legislatif.

Azyumardi berpandangan, kalau sudah ada pimpinan KPK yang disebut-sebut indikasi pelanggaran, seperti di ungkap Nazaruddin tentu bisa menimbulkan skeptis masyarakat meskipun butuh pembuktian selanjutnya.

Justru itu, pimpinan KPK mendatang harus hati-hati, termasuk pertemuan-pertemuan dengan kalangan pejabat atau politisi.

"Pimpinan KPK bukan berarti tak boleh bertemu dengan pihak-pihak lainnya, tapi sebaiknya di kantor sehingga tidak menimbulkan beragam tafsiran dari masyarakat," katanya.

Menyinggung calon KPK salah satunya Kajati Sumatra Barat, Bagindo Fahmi, Azyumardi menanggapi bahwa dirinya tidak terlalu mengenal Kajati Sumbar, serta rekam jejaknya.

Namun, informasi yang diperolehnya tentang Kajati Sumbar banyak menjebloskan ke bui para pejabat yang terduga tindak pidana korupsi termasuk pejabat di Sumatra Barat.

Menurut Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, salah satu indikator orang bersih mereka berani menyapu bersih tindakan-tindakan kejahatan yang merugikan keuangan negara.

Meskipun demikian, tambahnya, tentu setiap calon akan dilihat rekam jejaknya selama memimpin lembaga atau institusi serta karirnya, di sana akan terlihat bagaimana sepak terjang masing-msing.(*)

(T.KR-SA/Y008)