Surabaya (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) yang selama ini bertempat tinggal di rumah susun sewa sederhana (rusunawa) dikeluarkan karena rusun diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Eri Cahyadi di Surabaya, Selasa, mengatakan, pihaknya sudah jauh-jauh hari memerintah jajarannya untuk melakukan pengecekan dan pendataan ulang penghuni rusunawa se-Kota Surabaya.

"Ternyata hasil pengecekannya ada ASN-nya yang menghuni rusun, ya, harus dikeluarkan. Wong ASN itu bukan MBR kok masuk ke situ. Saya sebenarnya yang memerintahkan pengecekan itu," kata Eri.

Pengecekan itu dilakukan sejak Januari 2022 ke 20 rusunawa yang dikelola Pemkot Surabaya, mulai dari Rusunawa Urip Sumoharjo, Dupak Bangunrejo, Sombo, Penjaringansari, Warugunung, Wonorejo, Tanah Merah, Randu, Grudo, Pesapen, Jambangan, Siwalankerto, Romokalisari, Keputih, Bandarejo, Gununganyar Sawah, Dukuh Menanggal, Tambak Wedi, Indrapura, dan Babat Jerawat.

Baca juga: Pimpinan DPRD minta pendataan seluruh penghuni rusunawa di Surabaya
Baca juga: 1.877 penghuni rumah susun di Surabaya jalani tes usap acak

Dari hasil pengecekan itu, ternyata diketahui ada sebanyak 87 ASN yang masih menghuni rusunawa, terdiri dari 65 ASN aktif dan 22 di antaranya pensiunan ASN. Makanya, ia meminta para ASN yang masih menghuni rusun itu untuk segera pindah.

"Namun kami beri waktu sebulan untuk pindahan. Jadi, tidak langsung kami suruh untuk pindah, karena mungkin dia tidak punya tempat," kata Eri.

Ia juga menegaskan bahwa rusunawa itu peruntukannya untuk MBR. Bagi dia, MBR itu harus dilihat lebih lanjut, karena MBR itu adalah warga yang belum mempunyai pekerjaan atau pekerjaannya itu atau penghasilan dari kerjanya itu tidak bisa menggerakkan ekonomi keluarganya, sehingga hanya cukup untuk makan dan mungkin juga untuk sekolah anaknya.

"Nah, kalau ada MBR tapi nyicil mobil, nyicil sepeda motor, kira-kira itu masuk MBR apa tidak? Nah, seperti ini yang harus kami atur. Saya bilang kepada teman-teman di pemkot, sekarang kami waktunya bekerja untuk umat. Akhirnya, setelah dicek ternyata betul ada ASN dan ada yang sudah memiliki mobil tapi tidak keluar-keluar dari rusunawa itu. Jadi, inilah waktunya kami untuk melakukan pengecekan dan penataan ulang," ujarnya.

Baca juga: Pemkot Surabaya akui ada 87 ASN tinggal di rusunawa
Baca juga: Biaya pengelolaan rusunawa di Surabaya capai Rp15 miliar per tahun

Selain itu, Wali Kota Eri juga memastikan bahwa ke depannya pihaknya akan membangun rusun melalui YKP dan juga pihak swasta. Namun, rusun itu akan berbeda dengan rusun-rusun sebelumnya yang sudah ada, karena pengelolaan rusun tersebut bukan dari pemkot, tapi dari pihak yang membangun itu.

Ia mencontohkan seperti Yayasan Kas Pembangunan (YKP) yang memiliki tanah lalu membangun rusun di tanahnya itu, sehingga yang mengelola mereka, bukan dari pemkot. Namun, rusun tersebut akan seperti apartemen tapi tetap murah.

"Ya rusunami (rumah susun sederhana milik) kira-kira. Nantinya, warga yang sudah lulus dari rusun milik pemkot, bisa pindah ke rusunami ini, dan pemeliharaan dan pengelolaannya dilakukan langsung oleh mereka," kata dia.

Baca juga: Pemkot Surabaya siapkan rusunawa untuk korban kebakaran Aspol
Baca juga: PUPR alokasikan Rp4,16 triliun bangun 9.799 unit rusun tahun ini

Baca juga: Kementerian PUPR bangun tiga Rusunawa MBR di Jawa Timur