Ternate (ANTARA) - Tim penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Maluku Utara (Malut) menahan lagi dua tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi pekerjaan irigasi di Desa Kaporo, Kabupaten Kepulauan Sula.
"Dua orang tersangka yang ditahan itu, yakni Razak Karim alias Razak selaku Direktur PT Amarta Maha Karya, dan Fredi Parengkuan selaku pelaksana pekerjaan yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Sula," kata Kabid Humas Polda Malut Kombes Pol Michael Irwan Thamsil, di Ternate, Selasa.
Dia mengatakan, penyidik awalnya menahan oknum anggota DPRD Fredi Parengkuan dan telah ditahan sejak Jumat (4/2). Kemudian hari ini, tersangka Razak Karim alias Razak selaku Direktur PT Amarta Maha Karya kembali ditahan.
"Jadi Fredi Parengkuan itu ditahan di Mapolres Ternate selama 20 hari ke depan," kata Michael.
Michael menyebutkan, satu tersangka lainnya Razak Karim alias Razak selaku Direktur PT Amarta Maha Karya hari ini telah ditahan.
Dia menyatakan, dalam kasus ini sebelumnya penyidik Ditreskrimsus Polda telah menetapkan dua orang sebagai tersangka, yakni LK alias Lutfi mantan Kepala Dinas PUPRKP Sula yang juga sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), dan Sekretaris Dinas PUPR Masykur selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
Dugaan tindak pidana korupsi penyalahgunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Kepulauan Sula tersebut terjadi pada 2018 dan 2019 dengan nilai kontrak sebesar Rp9,79 miliar pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan Dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kabupaten Kepulauan Sula yang dilaksanakan oleh PT AMK.
Baca juga: OJK sebut pencegahan korupsi di Malut membaik
Baca juga: KPK pantau penanganan kasus korupsi di Malut
Polda Malut menahan dua tersangka dugaan korupsi irigasi Kaporo
8 Februari 2022 15:31 WIB
Polda Malut tahan Direktur PT. Amarta Maha Karya, Razak Karim. ANTARA/Abdul Fatah/am.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2022
Tags: