Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas (Plt) Deputi Operasi Keamanan Siber dan Sandi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Ferdinand Mahulette mengungkapkan bahwa pihaknya mencatat 1,65 miliar anomali trafik keamanan siber pada periode Januari-Desember 2021.

"Setiap saat bisa terjadi semacam anomali trafik yang membuat kita akan hidup was-was. Betapa banyak anomali trafik terjadi yang menyerang Indonesia telah lebih dari 1,6 miliar pada tahun 2021," ungkap Ferdinand.

Pernyataan tersebut ia sampaikan ketika memberi paparan dalam webinar bertajuk The Role of ICT in Strengthening National Critical Infrastructure yang disiarkan secara langsung di kanal YouTube Cloud Computing Indonesia, dipantau dari Jakarta, Selasa.

Ferdinand mengungkapkan, sebesar 62 persen anomali trafik di Indonesia merupakan infeksi malware, 10 persen berasal dari aktivitas trojan, dan 9 persen berasal dari upaya pengumpulan informasi target.

Baca juga: Huawei dukung penguatan keamanan siber proteksi ekosistem digital

Baca juga: Kepala BSSN sebut rekayasa informasi jadi alat utama dalam peperangan


"Hal ini menunjukkan bahwa salah satu tantangan di dalam proses transformasi digital ini adalah bagaimana membangun kesadaran keamanan kepada seluruh pemangku kepentingan," ucap dia.

Tingginya persentase infeksi malware pada anomali trafik di Indonesia merupakan indikasi bahwa aktivitas pengguna di internet dibayangi oleh ancaman akan infeksi maupun pencurian informasi yang mungkin saja dilakukan melalui infeksi malware tersebut.

Lebih lanjut, Ferdinand juga mengungkapkan bahwa sepanjang 2021, terjadi 5.574 kasus peretasan, dengan 36,49 persen kasus peretasan melibatkan situs pendidikan tinggi, 25,1 persen melibatkan situs swasta, dan 18,23 persen melibatkan situs pemerintah daerah.

"Banyak hal yang harus kita benahi karena banyak orang yang berlomba-lomba melaksanakan transformasi digital tetapi tidak peduli atau tidak sadar bahwa di sisi lain, ada unsur keamanan yang diabaikan," tuturnya.

Baca juga: Komisi I DPR: BSSN bantu pengamanan sistem siber penanganan COVID-19

Oleh karena itu, ia meminta agar seluruh lapisan masyarakat dapat bekerja sama dengan BSSN untuk mewujudkan kondisi siber Indonesia yang lebih aman dan tangguh.

"Keamanan siber kita ini sangat rentan. Marilah kita sama-sama untuk mengamankan ini semua," ujarnya.