Pakar PBB Kritik Media Tentang Serangan Norwegia
Anders Behring Breivik (kiri), terdakwa kasus penembakan dan serangan bom di Norwegia, duduk di dalam mobil saat dibawa bersama konvoi polisi meninggalkan gedung pengadilan di Oslo, Norwegia, Senin (25/7). Seorang hakim memerintahkan penahanan selama delapan minggu atas Breivik yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman dan pembunuhan massal yang menewaskan sekitar 90 orang. Breivik juga mengaku dalam persidangan bahwa ia memiliki dua kelompok lagi yang berkolaborasi dengannya. Penahanan, bersamaan dengan tuntutan jaksa, akan memungkinkan kepolisian untuk menginvestigasi kasus Breivik (32), seorang anti-Muslim yang fanatik dan sebelumnya mengatakan bahwa ia sepenuhnya bertanggung jawab atas serangan Jumat lalu. Penahanan atas Breivik dapat diperpanjang. (FOTO ANTARA/REUTERS/Jon-Are Berg-Jacobsen/Aftenposten via Scanpix/ox/11.)
Heiner Bielefeldt, yang merupakan Pelapor Khusus PBB untuk Kebebasan Beragama dan Kepercayaan, menunjuk laporan-laporan semacam itu sebagai contoh "memalukan" dan "terungkap jelas" mengandung prasangka-prasangka.
"Cara para komentator publik yang secara langsung menghubung-hubungkan pembunuhan massal di Norwegia pada Jumat (22/7) lalu dengan terorisme Islam, merupakan contoh yang terungkap dan benar-benar memalukan menyangkut dampak kuat dari adanya prasangka," kata Bielefeldt seperti dikutip Pusat Media PBB, di New York, Amerika Serikat, Selasa.
"Sikap menghormati para korban dan keluarga korban seharusnya didahulukan daripada mengambil kesimpulan-kesimpulan yang murni berdasarkan spekulasi," kata Bielefedt.
Setidaknya 75 orang tewas dalam dua serangan di Norwegia, yaitu ledakan di pusat ibukota negara, Oslo, serta penembakan massal di kamp pemuda di Utoya, sebuah pulau dekat Oslo.
Seperti yang disebutkan Pusat Media PBB, menyangkut serangan hari Jumt itu banyak laporan awal media yang langsung memusatkan topik pada kontribusi pasukan Norwegia dalam perang di Irak dan Afghanistan serta hubungannya dengan serangan hari Jumat di Norwegia.
Pada kenyataannya, tersangka serangan pembunuhan massal itu ternyata adalah seorang pemuda non-Muslim yang kemudian disebut-sebut media sebagai ekstrimis politik berkewarganegaraan Norwegia.
Akhir pekan lalu, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan PBB secara berturut-turut mengeluarkan kecaman terhadap aksi serangan membabi buta di Norwegia hingga menewaskan puluhan orang.
Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara itu menegaskan tekad mereka untuk memerangi terorisme dalam bentuk dan didasarkan atas motif apapun.
(K-TNY) (A035)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2011