Tokyo (ANTARA) - Saham-sahan Jepang berakhir melemah pada Senin, di tengah menguatnya kekhawatiran bahwa Federal Reserve AS akan mulai memperketat kebijakan moneternya menyusul laporan pekerjaan dan pendapatan AS yang solid, sementara sentimen juga tertekan oleh kekhawatiran inflasi dan kenaikan harga minyak mentah.

Indeks acuan Nikkei 225 di Bursa Efek Tokyo (TSE) kehilangan 191,12 poin atau 0,70 persen menjadi menetap di 27.248,87 poin. Sementara itu, indeks Topix yang lebih luas dari semua saham papan utama turun 4,57 poin atau 0,24 persen, menjadi berakhir di 1.925,99 poin.

Pialang lokal mengatakan bahwa data pekerjaan AS yang kuat dan angka upah yang dirilis akhir pekan lalu membebani pasar Tokyo pada Senin, karena angka tersebut menggarisbawahi ekspektasi The Fed akan mempercepat langkah-langkah untuk memperketat kebijakan moneternya.

Baca juga: Saham Jepang jatuh ketika perusahaan industri terseret laba yang lemah

"Investor percaya The Fed akan mempercepat kenaikan suku bunga menyusul rilis data pekerjaan yang kuat dan khawatir bahwa saham yang memiliki potensi untuk tumbuh, seperti kapitalisasi besar yang terkait dengan teknologi tinggi dan chip, akan terpengaruh secara negatif oleh langkah tersebut," kata Masahiro Ichikawa, kepala strategi pasar di Sumitomo Mitsui DS Asset Management Co.

Sementara itu mayoritas analis pasar sepakat mengenai kemungkinan kebijakan moneter Fed diperketat pada saat yang lebih awal dari perkiraan semula, beberapa mengatakan bahwa volatilitas pasar tidak akan mempengaruhi pertemuan Fed bulan depan.

"Laporan pekerjaan AS yang bullish telah memperkuat kekhawatiran tentang pengetatan moneter yang agresif, tetapi pergerakan pasar akan cukup tenang sampai pertemuan Fed pada Maret," kata salah satu ahli strategi, menambahkan, "Pekan ini, fokus utama seharusnya adalah laporan laba."

Baca juga: Saham Korsel berakhir jatuh tertekan ekspektasi kenaikan suku bunga AS

Pada penutupan perdagangan, saham transportasi laut, instrumen presisi dan produk logam paling menurun, sementara jumlah saham turun mencapai 1.313 melampaui yang naik 783 pada di papan utama, sementara 87 mengakhiri hari tidak berubah.

Berbeda dengan minggu sebelumnya, perusahaan-perusahaan melaporkan pendapatan dan panduan laba yang meleset dari ekspektasi dan membebani pasar, termasuk Olympus Corp yang anjlok 12,2 persen menjadi hambatan terbesar dalam Nikkei.

Produsen mobil Subaru berbalik 4,9 persen, setelah merevisi turun pendapatannya, sebagian karena kekurangan chip global.

Di antara pembuat chip dan komponen, Taiyo Yuden merosot 9,7 persen, sementara Advantest kehilangan 2,7 persen karena pendapatan yang mengecewakan. Demikian pula, Tokyo Electron mengakhiri hari dengan 1,4 persen lebih rendah.