Jakarta (ANTARA News) - Pelaku pasar masih menunggu titik terang terhadap keputusan pagu utang AS sehinga pergerakkan nilai kurs rupiah Selasa pagi terhadap dolar AS relatif stabil.

Nilai tukar rupiah di Selasa pagi terhadap dolar AS turun tipis dua poin menjadi Rp8.520 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya senilai Rp8.518.

Pengamat pasar uang dari Bank Saudara, Rully Nova di Jakarta, Selasa mengatakan, negara AS yang menjadi pusat berita ekonomi dunia belum menemukan adanya titik terang atas pagu utangnya sehingga pelaku pasar memilih menunggu untuk masuk ke pasar.

"Negara AS yang menjadi sentral isu keuangan dunia belum terjadi kesepakatan pagu utangnya, memicu pelaku pasar menunggu untuk masuk ke pasar sehingga pergerakkannya relatif stabil bergerak terbatas," ujar dia.

Ia mengatakan, pelaku pasar saat ini cenderung menempatkan dananya pada emas yang dinilai dapat menjaga nilai asetnya.

Ia mengemukakan, tercatat harga emas saat ini meningkat ke posisi 1.600 per troy ounce dibanding awal Juli lalu yang di posisi 1.500 troy ounce.

"Kenaikkan harga emas itu mengindikasikan pelaku pasar mengalihkan dananya pada emas karena dianggap tempat yang aman," kata dia.

Meski demikian, ia mengatakan, di tengah ketidakpastian global, fundamental ekonomi dalam negeri yang positif menahan pelemahan mata uang nasional terhadap dolar AS.

"Fundamental kita masih positif sehingga rupiah terjaga di level saat ini. Kondisi dalam negeri belum menunjukkan tanda negatif sehingga masih bisa menarik investor masuk dan dapat menguatkan mata uang rupiah terhadap dolar AS," kata dia.

Ia menambahkan, masih ada potensi rupiah untuk melanjutkan penguatan seiring dengan akan dirilisnya laporan keuangan emiten pada semester pertama.

"Kinerja laporan keuangan emiten yang positif akan berdampak baik pada rupiah nantinya sehingga akan bergerak menguat," ujar Rully.
(*)