Jakarta (ANTARA) - SsangYong Motor Co. mengatakan penjualannya pada Januari 2022 turun 13 persen dari tahun sebelumnya karena kekurangan chip yang berkepanjangan terus mempengaruhi produksi kendaraan.

SsangYong Motor menjual 7.540 kendaraan pada Januari, turun dari 8.648 unit tahun sebelumnya, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, dikutip Yonhap, Senin.

Penjualan domestik turun 14 persen menjadi 4.836 unit bulan lalu dari 5.648 tahun lalu, sementara ekspor turun 8,8 persen menjadi 2.764 unit dari 3.030 unit pada periode yang sama, katanya.

Untuk keseluruhan tahun 2021, kerugian bersih SsangYong menyempit menjadi 292,9 miliar won (245 juta dollar AS) pada tahun 2021 dari 504,34 miliar won setahun sebelumnya karena upaya pemotongan biaya drastis di seluruh perusahaan.

Penjualan kendaraannya turun 22 persen menjadi 84.106 unit dari 107.324 unit dalam jangka waktu yang sama di tengah pandemi dan kekurangan chip.

Jajaran SsangYong terdiri dari SUV Tivoli, Korando, Rexton dan Rexton Sports.

Pada Jumat lalu, perusahaan menambahkan model all-electric pertama, SUV subkompak Korando e-Motion, ke jajaran untuk meningkatkan penjualan di pasar domestik.

SsangYong ditempatkan di bawah kurator pengadilan pada bulan April tahun lalu untuk kedua kalinya setelah menjalani proses yang sama satu dekade sebelumnya.

Perusahaan induknya di India, Mahindra & Mahindra Ltd. gagal menarik investor karena pandemi COVID-19 dan status keuangannya yang memburuk.

Pada 10 Januari, konsorsium yang dipimpin oleh pembuat mobil listrik lokal Edison Motors Co. menandatangani kesepakatan akhir dengan SsangYong untuk mengambil alih pembuat mobil yang sarat utang.

Baca juga: SsangYong Motor akan meluncurkan model EV pertama

Baca juga: Edison sepakat akuisisi SsangYong dengan harga rendah

Baca juga: SsangYong Motor akan diakusisi pabrikan mobil listrik Korsel