Atut Jadikan PRC Agenda Tahunan Banten
25 Juli 2011 20:57 WIB
ATUT TUTUP PESTA RAKYAT CIBALIUNG: Gubernur Banten Hj. Ratu Atut Chosiyah menutup Pesta Rakyat Cibaliung 2011 dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI, di alun-alun Kecamatan Cibaliung, Kabupaten Pandeglang, Sabtu (23/7). ((Istimewa))
Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengapresiasi penyelenggaraan Pesta Rakyat Cibaliung (PRC) dan akan menjadikan kegiatan itu sebagai agenda tahunan Provinsi Banten.
"Saya mencatat masukan dari panitia agar Pesta Rakyat Cibaliung dimasukkan dalam agenda kegiatan tahunan Provinsi Banten. Insya Allah tahun depan Pesta Rakyat Cibaliung bisa menjadi agenda tahunan Provinsi Banten, sehingga nantinya akan ada dana penyelenggaraan dari pemerintah," katanya dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
PRC berlangsung sejak tanggal 30 Juni dan pesta rakyat itu diwarnai dengan sejumlah kegiatan diantaranya berbagai lomba rakyat dan pertandingan olahraga disamping wahana hiburan yang digelar di alun-alun kota.
PRC ini biasanya digelar pada bulan Agustus sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan RI, namun khusus tahun 2011 penyelenggaraan dimajukan karena bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan.
Acara penutupan yang dihadiri langsung Ratu Atut, ditandai dengan pertandinganv final turnamen terbuka sepakbola antara Sadang FC melawan Sukajadi dan disaksukan sekitar 50.000 orang.
Sebelumnya dalam kunjungan kerjanya ke Cibaliung, Atut juga melakukan dialog dengan para pelaku pembangunan di Kecamatan Cibaliung, mulai dari Persatuan Guru Republik Indonesia, Kader Posyandu, Kelompok Tani Nelayan Andalan, Kelompok Wanita Tani, Kelompok Pemuda Tani, Pendamping Program Keluarga Harapan, Tagana, Karang Taruna, Majelis Taklim hingga para guru ngaji.
"Gubernur telah membuat Surat Keputusan tentang larangan melakukan kegiatan Ahmadiyah di wilayah Banten. Jadi, apabila ada yang menemukan kegiatan tersebut segera berikan informasi kepada pihak berwajib, baik kepolisian maupun TNI dan pihak-pihak terkait lainnya. Jangan mengambil tindakan sendiri yang melanggar hukum," kata Ratu Atut.
Gubernur wanita pertama di Indonesia ini mengimbau Majelis Ulama Indonesia Cibaliung untuk melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan pihak kepolisian, TNI dan pihak berwajib lainnya.
"Menjaga suasana kondusif merupakan modal utama dalam melakukan pembangunan, karena itu hal tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama," tambahnya.
Selain itu, Atut juga memberikan dorongan semangat kepada para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) bagi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Cibaliung.
Dia berharap para pendamping meningkatkan kinerjanya, karena program tersebut terbukti berhasil mengurangi kemiskinan, meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap posyandu dan pendidikan formal. (*)
(T.D011/F002)
"Saya mencatat masukan dari panitia agar Pesta Rakyat Cibaliung dimasukkan dalam agenda kegiatan tahunan Provinsi Banten. Insya Allah tahun depan Pesta Rakyat Cibaliung bisa menjadi agenda tahunan Provinsi Banten, sehingga nantinya akan ada dana penyelenggaraan dari pemerintah," katanya dalam siaran pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.
PRC berlangsung sejak tanggal 30 Juni dan pesta rakyat itu diwarnai dengan sejumlah kegiatan diantaranya berbagai lomba rakyat dan pertandingan olahraga disamping wahana hiburan yang digelar di alun-alun kota.
PRC ini biasanya digelar pada bulan Agustus sebagai bagian dari peringatan Hari Kemerdekaan RI, namun khusus tahun 2011 penyelenggaraan dimajukan karena bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan.
Acara penutupan yang dihadiri langsung Ratu Atut, ditandai dengan pertandinganv final turnamen terbuka sepakbola antara Sadang FC melawan Sukajadi dan disaksukan sekitar 50.000 orang.
Sebelumnya dalam kunjungan kerjanya ke Cibaliung, Atut juga melakukan dialog dengan para pelaku pembangunan di Kecamatan Cibaliung, mulai dari Persatuan Guru Republik Indonesia, Kader Posyandu, Kelompok Tani Nelayan Andalan, Kelompok Wanita Tani, Kelompok Pemuda Tani, Pendamping Program Keluarga Harapan, Tagana, Karang Taruna, Majelis Taklim hingga para guru ngaji.
"Gubernur telah membuat Surat Keputusan tentang larangan melakukan kegiatan Ahmadiyah di wilayah Banten. Jadi, apabila ada yang menemukan kegiatan tersebut segera berikan informasi kepada pihak berwajib, baik kepolisian maupun TNI dan pihak-pihak terkait lainnya. Jangan mengambil tindakan sendiri yang melanggar hukum," kata Ratu Atut.
Gubernur wanita pertama di Indonesia ini mengimbau Majelis Ulama Indonesia Cibaliung untuk melakukan koordinasi secara terus-menerus dengan pihak kepolisian, TNI dan pihak berwajib lainnya.
"Menjaga suasana kondusif merupakan modal utama dalam melakukan pembangunan, karena itu hal tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama," tambahnya.
Selain itu, Atut juga memberikan dorongan semangat kepada para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) bagi Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) di Cibaliung.
Dia berharap para pendamping meningkatkan kinerjanya, karena program tersebut terbukti berhasil mengurangi kemiskinan, meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap posyandu dan pendidikan formal. (*)
(T.D011/F002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
Tags: