Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) belum bisa memastikan pemulangan Umar Patek, teroris asal Pemalang, Jawa Tengah, yang menjadi buronan internasional dan ditangkap aparat Pakistan pada Maret 2011.

"Kami belum tahu, belum ada proses pemulangan, sekarang masih dalam proses negosiasi G to G. Prosesnya masih berlangsung," kata Kepala BNPT, Inspektur Jenderal Polisi (Purn) Ansyaad Mbai, di Jakarta, Senin.

Menurut Ansyaad, pemulangan Umar Patek ke Indonesia bukan masalah deportasi, sebab Umar adalah teroris yang dikategorikan berbahaya.

Selain itu Umar Patek diya0kini punya keterkaitan dengan jaringan terorisme dan sejumlah aksi teror di Indonesia. "Termasuk Bima, Palu, Poso, juga dengan kelompok 11 itu di mana ada 10 senjata api yang tertangkap. Itu semua ada kaitan dengan Umar Patek dan jelas kaitannya langsung," kata Ansyaad menambahkan.

Ia mengemukakan sel-sel teroris yang tersebar di Sumatra, Jawa, Poso, Ambon, Kalimantan, Bima dan lainnya di Indonesia saling berkait satu sama lain.

"Yang di Bima, pemimpin pondok pesantren, Abrori dan Firdaus yang tewas dibunuh bom buatannya sendiri, terbukti merupakan bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Taudhid (JAT) pimpinan Abu Bakar Ba`asyir," katanya.

Ansyaad menambahkan, "Umar Patek ahli bom. Bom Bali itu dia yang menyiapkan bomnya, mencampur bom. Dulmatin itu untuk rangkaian elektronik dan sirkuitnya,".

Menurut dia, Umar Patek adalah teroris yang paling dicari pemerintah Indonesia saat ini, karena dia diduga kuat terlibat dalam Bom Bali I dan Bom Malam Natal.
(R018)