Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengingatkan kepada setiap pendatang yang tiba di bandara maupun pelabuhan di provinsi itu agar tidak menggunakan surat tes usap antigen palsu.

"Saya dengan forkopimda setuju untuk menelusuri pengguna surat tes usap antigen palsu tersebut. Contohnya, saya datang ke Gorontalo bawa surat hasil tes negatif, tapi tiba di sini ternyata hasilnya positif, nah... saya minta ditelusuri siapa yg mengeluarkan surat saat berangkat. Bisa jadi dikeluarkan oleh orang tidak bertanggungjawab," katanya di Gorontalo, Ahad.

Peringatan itu, kata dia, dikeluarkan karena terdapat sejumlah penumpang yang hasil tes antigen dari daerah asal negatif, namun saat tiba di Gorontalo hasilnya positif.

Ia menilai kebijakan tes usap antigen bagi pendatang di bandara dan pelabuhan yang sudah dilakukan selama ini di Gorontalo efektif untuk mencegah penularan COVID-19 di daerah itu.

Sejauh ini, kata dia, terdapat 12 orang pelaku perjalanan yang dites usap antigen di Bandara Djalaluddin hasilnya positif, kemudian ditindaklanjuti dengan tes usap PCR yang hasilnya juga positif.

"Makanya saya imbau semua masyarakat kooperatif menjalani tes, tidak harus dipaksa. Apa yang kita lakukan selama ini untuk kita dan keluarga. Orang yang datang melalui bandara kan ke rumah ketemu keluarga. Kalau dia positif COVID-19, kasihan keluarganya," katanya.

Ia menyatakan bahwa saat ini Satgas COVID-19 memberlakukan karantina terpusat bagi pelaku perjalanan yang tiba di Gorontalo.

Warga yang hasil tes usap antigennya positif, akan menjalani karantina yang dipusatkan di Hotel Eljie Kota Gorontalo sambil menunggu hasil tes usap PCR keluar.

Jika hasil PCR tetap positif, maka karantina berlanjut hingga batas waktu yang ditentukan, demikian Rusli Habibie.

Baca juga: Gubernur sebut vaksinasi COVID-19 di Gorontalo capai 77,24 persen

Baca juga: Hakim vonis terdakwa pembuat surat uji usap antigen palsu

Baca juga: Bupati Gorontalo Utara ingatkan warga tentang bahaya COVID-19

Baca juga: Polda Metro bongkar penjualan surat vaksin dan tes "PCR" palsu