Gresik (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyambut positif dipilihnya Desa Wedani, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, sebagai desa devisa kerajinan sarung tenun di Indonesia, dan berharap status ini mampu menyerap tenaga kerja serta mengubah desa miskin menjadi maju.

"Industri apa pun di desa sangat berperan penting dalam mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Hal-hal semacam ini harus terus didorong, sehingga ekonomi desa bergerak yang pada akhirnya support bagi perekonomian daerah dan nasional," ujar LaNyalla, di sela kunjungan kerjanya di Gresik, Minggu.

Ia berharap, Desa Wedani, Kecamatan Cerme, dapat menginspirasi desa yang lain dalam memaksimalkan potensi yang ada. Sebab pada akhirnya produktivitas dari suatu desa akan kembali pada masyarakat juga.

"Semoga Desa Wedani, dengan industri kerajinan sarungnya, dapat menginspirasi desa-desa lain untuk menjadi lebih produktif dalam menciptakan berbagai produk dan menumbuhkan perekonomian perdesaan," kata LaNyalla.

Senator asal Jawa Timur itu juga mendorong pemerintah daerah agar membuka akses pasar yang lebih luas melalui perdagangan antarwilayah dan global. Jika hal itu bisa dicapai, maka akan semakin kuat pula ekonomi yang diciptakan industri sarung tenun Desa Wedani.

"Di sinilah perlunya terus berkolaborasi dengan sejumlah institusi pusat dan daerah dalam memberikan pendampingan pada aspek kelembagaan, produksi hingga akses pasar, supaya nantinya bisa merambah ke luar negeri," katanya.

Sebagai desa devisa, menurut dia, Desa Wedani mampu memproduksi sarung tenun hingga 146.400 lembar per bulan yang dikerjakan 60 perajin. Total keseluruhan serapan tenaga kerja dari industri itu mencapai 1.500 orang.

"Desa-desa seperti itu merupakan aset yang harus dipelihara dan terus dikembangkan. Saya kira masih banyak desa lainnya yang mempunyai potensi tidak kalah besar. Ini yang perlu digali dan didukung," tuturnya.