Jakarta (ANTARA) - Para peneliti China menemukan bahwa isolasi geografis, seleksi alam, dan hibridisasi dapat bersama-sama mendorong diversifikasi spesies dari banyak genera tanaman di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

Liu Jianquan, seorang peneliti dari Universitas Lanzhou mengatakan bahwa seleksi alam dan hibridisasi dapat bersama-sama mendorong diversifikasi spesies dari banyak genera tanaman di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet.

Dataran Tinggi Qinghai-Tibet identik dengan jumlah spesies tanaman endemik yang melimpah. Statistik menunjukkan ada lebih dari 20 persen dari 12.000 spesies tanaman vaskular di dataran tinggi tersebut, yang tidak ditemukan di tempat lain di dunia.

Dataran Tinggi Qinghai-Tibet dianggap sebagai cikal bakal evolusi yang mungkin muncul dari diversifikasi spesies eksplosif karena isolasi geografis, menurut sebuah artikel penelitian yang diterbitkan di New Phytologist.

Sementara itu, aliran gen telah terdeteksi secara luas selama proses spesiasi dari semua kelompok yang diperiksa, yang menunjukkan bahwa seleksi alam mungkin juga memainkan peran penting selama divergensi spesies di wilayah tersebut.

Selain isolasi geografis, hibrida alami telah ditemukan di hampir seluruh genera yang kaya akan spesies. Hal ini menunjukkan bahwa banyak spesies di wilayah ini yang masih dalam jalur spesiasi untuk menyelesaikan isolasi reproduksi.

Hibrida semacam itu dapat langsung berkembang menjadi spesies baru melalui poliploidisasi hibrida, menurut para peneliti dari Universitas Lanzhou.

Dijuluki sebagai "atap dunia", "kutub ketiga" dan "menara air Asia", Dataran Tinggi Qinghai-Tibet merupakan habitat alami bagi satwa langka dan kumpulan gen kehidupan dataran tinggi. Wilayah itu merupakan dinding keamanan lingkungan utama di China dan Asia, serta menjadi fokus dari upaya China untuk mempromosikan kemajuan ekologi.