IDI sampaikan tiga pilar untuk tanggulangi masalah penyakit kanker
4 Februari 2022 20:00 WIB
Ketua Umum Terpilih PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. M. Adib Khumaidi, Sp.OT dalam diskusi virtual yang diadakan RSPI Sulianti Saroso, dipantau dari Jakarta, Senin (24/8/2020). ANTARA/Prisca Triferna.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Terpilih Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Adib Khumaidi, Sp.OT mengatakan penanggulangan masalah penyakit kanker bisa dilakukan dengan menggunakan tiga pilar utama dalam sistem kesehatan nasional, yakni pendidikan, pelayanan, dan pembiayaan.
Tiga pilar utama dalam sistem kesehatan nasional itu bisa dikaitkan dengan sistem pendidikan, pelayanan, dan pembiayaan. Sistem pendidikan ini bisa menjadi perhatian di institusi pendidikan serta organisasi profesi.
"Kita semakin sering memperluas edukasi-edukasi kepada para teman sejawat (dokter) kita terutama garda terdepan untuk bisa memahami, melakukan deteksi dini dan juga bisa melakukan upaya-upaya preventif, promotif kepada masyarakat," ujar Adib dalam webinar pada Jumat.
Baca juga: Terlambat deteksi, kanker jadi penyakit dengan kematian tertinggi
Pada pilar pelayanan, Adib mengharapkan semakin banyak pusat-pusat pelayanan kanker yang bisa diakses masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Adib, hal ini sebelumnya pernah diterapkan pada masalah penanganan jantung.
"Pusat rumah sakit kanker juga perlu untuk ditingkatkan sehingga mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dalam penanggulangan kanker," katanya.
Adib juga meminta kepada para dokter untuk lebih meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penyakit kanker. Menurutnya, kanker bisa menjadi penyakit yang tidak mematikan jika dilakukan penanganan sedini mungkin.
Baca juga: Menkes ingatkan kanker serviks dapat dicegah dengan imunisasi HPV
"Semakin sering kita melakukan edukasi maka masyarakat akan lebih memahami bahwa kanker ini bukan penyakit yang mematikan. Deteksi dini, penanganan yang baik, kemudian fasilitas yang baik dan juga didukung oleh sistem pembiayaan pemerintah ini bisa sukses untuk penanganan kanker ke depan," ujar Adib.
Bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia yang mengangkat tema "Close the Care Gap", Adib berpesan bahwa kesadaran akan penyakit kanker memiliki peran yang sangat penting dalam hal penanggulangan serta dapat memberikan dampak positif bagi penyembuhan.
"Ini sebenarnya adalah sebuah kampanye multitahun yang menjanjikan lebih banyak exposure dan interaksi, lebih banyak meningkatkan kesadaran tentang masalah ini dan pada akhirnya bisa memberikan pengaruh yang positif di dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit kanker," kata Adib.
Baca juga: Introduksi imunisasi HPV ditargetkan di seluruh Indonesia pada 2024
Baca juga: Edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker penting tekan fatalitas
Baca juga: Pentingnya memahami kanker sejak dini
Tiga pilar utama dalam sistem kesehatan nasional itu bisa dikaitkan dengan sistem pendidikan, pelayanan, dan pembiayaan. Sistem pendidikan ini bisa menjadi perhatian di institusi pendidikan serta organisasi profesi.
"Kita semakin sering memperluas edukasi-edukasi kepada para teman sejawat (dokter) kita terutama garda terdepan untuk bisa memahami, melakukan deteksi dini dan juga bisa melakukan upaya-upaya preventif, promotif kepada masyarakat," ujar Adib dalam webinar pada Jumat.
Baca juga: Terlambat deteksi, kanker jadi penyakit dengan kematian tertinggi
Pada pilar pelayanan, Adib mengharapkan semakin banyak pusat-pusat pelayanan kanker yang bisa diakses masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Adib, hal ini sebelumnya pernah diterapkan pada masalah penanganan jantung.
"Pusat rumah sakit kanker juga perlu untuk ditingkatkan sehingga mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik dalam penanggulangan kanker," katanya.
Adib juga meminta kepada para dokter untuk lebih meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait dengan penyakit kanker. Menurutnya, kanker bisa menjadi penyakit yang tidak mematikan jika dilakukan penanganan sedini mungkin.
Baca juga: Menkes ingatkan kanker serviks dapat dicegah dengan imunisasi HPV
"Semakin sering kita melakukan edukasi maka masyarakat akan lebih memahami bahwa kanker ini bukan penyakit yang mematikan. Deteksi dini, penanganan yang baik, kemudian fasilitas yang baik dan juga didukung oleh sistem pembiayaan pemerintah ini bisa sukses untuk penanganan kanker ke depan," ujar Adib.
Bertepatan dengan Hari Kanker Sedunia yang mengangkat tema "Close the Care Gap", Adib berpesan bahwa kesadaran akan penyakit kanker memiliki peran yang sangat penting dalam hal penanggulangan serta dapat memberikan dampak positif bagi penyembuhan.
"Ini sebenarnya adalah sebuah kampanye multitahun yang menjanjikan lebih banyak exposure dan interaksi, lebih banyak meningkatkan kesadaran tentang masalah ini dan pada akhirnya bisa memberikan pengaruh yang positif di dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit kanker," kata Adib.
Baca juga: Introduksi imunisasi HPV ditargetkan di seluruh Indonesia pada 2024
Baca juga: Edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker penting tekan fatalitas
Baca juga: Pentingnya memahami kanker sejak dini
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: