Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Penasihat Himpunan Onkologi Ginekologi Indonesia (HOGI) Andrijono mengatakan vaksin human papillomavirus (HPV) memiliki efektivitas yang baik untuk mencegah kanker serviks, dengan penelitian pada wanita 16-23 tahun memperlihatkan efektivitas 100 persen.

"Vaksin ini mempunyai efektivitas yang baik sekali, pada penelitian wanita usia 16 sampai 23 tahun ternyata efektivitasnya mencapai 100 persen, mencapai lamanya 14 tahun. Kalau sekarang dihitung tahun 2022, jatuhnya sudah 16 tahun," kata Ketua Dewan Penasihat HOGI Andrijono dalam diskusi virtual Hari Kanker Sedunia diikuti virtual dari Jakarta, Jumat.

Konsultan onkologi ginekologi itu menjelaskan bahwa selama belasan tahun tersebut vaksin HPV yang diberikan terus memberikan antibodi yang cukup untuk mencegah kanker serviks. Hal itu menjadikan bahwa selama itu tidak diperlukan pemberian vaksin penguat atau booster.

Imunisasi HPV kepada laki-laki dan juga pada perempuan dapat pula membantu mencegah kanker anus. Dia menjelaskan bahwa saat ini terdapat juga penelitian HPV dapat mencegah kanker orofaring.

"Jadi sekali suntik vaksinasi HPV mencegah tiga kanker, kanker serviks, anal cancer dan orofaring cancer," jelasnya.

Baca juga: Menkes ingatkan kanker serviks dapat dicegah dengan imunisasi HPV
Baca juga: Perdarahan terus menerus jadi keluhan kanker serviks terbanyak

​​​​​​Sebelumnya, program imunisasi HPV pertama kali dicanangkan di DKI Jakarta oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan rekomendasi Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) pada 2016 dan telah dikembangkan ke beberapa kota lain.

Pada 22 Desember 2021, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang Program Introduksi Imunisasi Human Papillomavirus Vaccine (HPV) tahun 2022-2024.

Program vaksinasi itu akan dilaksanakan di kabupaten/kota di DKI Jakarta, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara dan Kota Makassar di Sulawesi Selatan pada 2022-2023 serta di seluruh kabupaten/kota di Indonesia pada 2024.

Baca juga: Kemenkes: Budaya dan biaya jadi tantangan tangani kanker di Indonesia
Baca juga: Kemenkes lakukan transformasi layanan deteksi dini penderita kanker

Baca juga: HOGI: Vaksin HPV bisa cegah lebih dari satu risiko kanker