Seniman Indonesia gelar tari kontemporer di Prancis
4 Februari 2022 17:26 WIB
Ilustrasi - Sejumlah penari yang tergabung dalam Sanggar Pincuk tampil pada Festival Wayang Bocah 2021, di Gedung Wayang Orang Sriwedari, Solo, Jawa Tengah, Minggu (7/11/2021). ANTARAFOTO/Maulana Surya/hp.
Jakarta (ANTARA) - Sejumlah seniman tari asal Indonesia dan koreografer Prancis menggelar kolaborasi tari kontemporer berjudul “Sikap”, dalam tur yang diselenggarakan di sejumlah kota di Prancis sepanjang 14 Januari hingga 26 Februari 2022.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, dijelaskan koreografer dan pengarah artistik asal Prancis Abderzak Houmi berkolaborasi dengan empat penari asal Indonesia, yaitu Erwin Mardiansyah, Krisna Satya, Siska Aprisia dan Tazkia Hariny Nurfadlillah. Desain pencahayaan dirancang oleh seniman asal Prancis Jean-Marie Lelièvre.
Abderzak Houmi telah mengenal penari dari berbagai kota di Indonesia sejak 2018, khususnya melalui kontak dengan Sasikirana KoreoLab and Dance Camp, sebagai tempat persiapan produksi “Sikap” di Bandung, Jawa Barat. Kolaborasi itu juga didukung oleh Institut Prancis di Indonesia (IFI).
Dijelaskan Houmi, “Sikap” mengambil kata dari Bahasa Indonesia yang menyatakan dengan baik bahwa tari bukan sekadar keterampilan gerak, namun juga sikap dari para penari yang diharapkan menginspirasi penontonnya.
“Sikap juga adalah hal yang terpenting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, demikian kesimpulan saya setelah mempelajari dan mengamati kehidupan di Indonesia,” ujar Houmi.
Para artis dari Indonesia tiba pada 22 Desember 2021 dan telah memulai tur untuk menampilkan Sikap sebanyak 15 kali di sejumlah kota besar di Prancis, yaitu: Amboise, Troyes, Lillebonne, Orléans, Chinon, Joué-lès-Tours dan Vernouillet.
Dubes/Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO Ismunandar, mengatakan animo masyarakat yang menonton pentas itu sangat tinggi dan pertunjukan “Sikap” mendapat apresiasi yang sangat baik. Penonton menyaksikan pertunjukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Ismunandar mengapresiasi kolaborasi ini dan berharap kontak antarartis dapat berkesinambungan serta berkembang untuk kolaborasi bidang-bidang lain.
“Koreografi “Sikap” banyak menunjukkan filosofi Indonesia, misalnya Pancasila terlihat dalam persegi lima dalam pencahayaannya, pentingnya sikap dalam kehidupan dan sebagainya. Hubungan pribadi antarartis dalam kolaborasi ini juga menunjukkan pentingnya hubungan people to people, komponen penting diplomasi,” kata Ismunandar.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat, dijelaskan koreografer dan pengarah artistik asal Prancis Abderzak Houmi berkolaborasi dengan empat penari asal Indonesia, yaitu Erwin Mardiansyah, Krisna Satya, Siska Aprisia dan Tazkia Hariny Nurfadlillah. Desain pencahayaan dirancang oleh seniman asal Prancis Jean-Marie Lelièvre.
Abderzak Houmi telah mengenal penari dari berbagai kota di Indonesia sejak 2018, khususnya melalui kontak dengan Sasikirana KoreoLab and Dance Camp, sebagai tempat persiapan produksi “Sikap” di Bandung, Jawa Barat. Kolaborasi itu juga didukung oleh Institut Prancis di Indonesia (IFI).
Dijelaskan Houmi, “Sikap” mengambil kata dari Bahasa Indonesia yang menyatakan dengan baik bahwa tari bukan sekadar keterampilan gerak, namun juga sikap dari para penari yang diharapkan menginspirasi penontonnya.
“Sikap juga adalah hal yang terpenting dalam kehidupan masyarakat Indonesia, demikian kesimpulan saya setelah mempelajari dan mengamati kehidupan di Indonesia,” ujar Houmi.
Para artis dari Indonesia tiba pada 22 Desember 2021 dan telah memulai tur untuk menampilkan Sikap sebanyak 15 kali di sejumlah kota besar di Prancis, yaitu: Amboise, Troyes, Lillebonne, Orléans, Chinon, Joué-lès-Tours dan Vernouillet.
Dubes/Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO Ismunandar, mengatakan animo masyarakat yang menonton pentas itu sangat tinggi dan pertunjukan “Sikap” mendapat apresiasi yang sangat baik. Penonton menyaksikan pertunjukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Ismunandar mengapresiasi kolaborasi ini dan berharap kontak antarartis dapat berkesinambungan serta berkembang untuk kolaborasi bidang-bidang lain.
“Koreografi “Sikap” banyak menunjukkan filosofi Indonesia, misalnya Pancasila terlihat dalam persegi lima dalam pencahayaannya, pentingnya sikap dalam kehidupan dan sebagainya. Hubungan pribadi antarartis dalam kolaborasi ini juga menunjukkan pentingnya hubungan people to people, komponen penting diplomasi,” kata Ismunandar.
Pewarta: Indriani
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022
Tags: