Balita idap kelamin ganda dan kurang gizi di Surabaya butuh bantuan
4 Februari 2022 16:56 WIB
Ketua Tim PKK Surabaya Rini Indriyani saat mengunjungi rumah balita kelamin ganda dan stunting di Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Tanjungsari, Asemrowo, Kota Surabaya, Jumat (4/2/2022). (ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)
Surabaya (ANTARA) - Balita yang mengidap kelamin ganda dan mengalami kekerdilan, Lailla Fitria (23 bulan), putri dari pasutri Surahman (41) dan Yuliani (34), warga Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Tanjungsari, Asemrowo, Kota Surabaya, membutuhkan bantuan.
"Ayo kita bantu, Pemkot Surabaya sudah membantu semaksimal mungkin. Mohon doanya agar adik Lailla ini segera bisa tercukupi gizinya terlebih dulu. Setelah itu, bisa segera diatasi kesehatannya. Matur nuwun (terima kasih)," kata Ketua Tim PKK Surabaya Rini Indriyani saat mengunjungi rumah balita stunting Lailla Fitria di Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Surabaya, Jumat.
Baca juga: Angka balita stunting di Surabaya turun jadi 1.785 kasus
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu berharap kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya untuk turut membantu Lailla. Bukan hanya kepada Lailla, tetapi juga bayi atau balita lainnya yang mengalami kondisi yang sama atau kesusahan dalam hal kesehatan.
Ketua TP PKK Rini memberikan semangat kepada orang tua Lailla, Yuliani. Rini juga memberikan bingkisan sembako untuk keluarga kecil wanita 34 tahun ini agar gizi anak balitanya tercukupi, Rini juga memberikan asupan gizi berupa susu, cemilan balita dan beras khusus balita yang mengalami kekerdilan.
"Bukan hanya bantuan berupa sembako. Juga ada bantuan permakanan setiap hari tiga kali, harapannya dengan permakanan ini gizinya bisa tercukupi," kata Rini.
Setelah berbincang cukup lama dengan Yuliani, Rini mengungkapkan penyebab kekerdilan pada Lailla adalah adanya gangguan pencernaan, sehingga tidak dapat menerima makanan. Oleh karena itu, Rini meminta Dinkes Surabaya dan Puskesmas Tanjungsari untuk melakukan pemeriksaan pencernaan balita Lailla.
Baca juga: Akibat jantung bawaan, balita Surabaya dirawat di RS IJN Kuala Lumpur
Baca juga: 127 anak di Surabaya terpapar COVID-19, 36 di antaranya balita
"Insya Allah, setelah diperiksa dan pencernaanya mulai bagus, nanti gizinya akan tercukupi dan pulih kembali. Sehingga, bisa menjadi energi buat anak ini. Saya harap tidak ada lagi adik Lailla lainnya di Surabaya," ujar Rini.
Rini menambahkan setelah dinyatakan pulih, Lailla akan mendapatkan perawatan secara intensif. Salah satunya terapi dan rutin meminum obat hormon untuk memperbaiki kondisi hormonal pada tubuh Lailla.
"Dengan kondisi seperti ini, dia harus rutin minum obat agar hormonnya tidak berubah. Tetapi, memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Alhamdulillah, kita dapat bantuan obat hormon dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, nanti akan diminum secara rutin oleh adik Lailla," kata Rini.
"Ayo kita bantu, Pemkot Surabaya sudah membantu semaksimal mungkin. Mohon doanya agar adik Lailla ini segera bisa tercukupi gizinya terlebih dulu. Setelah itu, bisa segera diatasi kesehatannya. Matur nuwun (terima kasih)," kata Ketua Tim PKK Surabaya Rini Indriyani saat mengunjungi rumah balita stunting Lailla Fitria di Tanjungsari Bhakti Jaya No 57, Surabaya, Jumat.
Baca juga: Angka balita stunting di Surabaya turun jadi 1.785 kasus
Istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi itu berharap kepada seluruh masyarakat Kota Surabaya untuk turut membantu Lailla. Bukan hanya kepada Lailla, tetapi juga bayi atau balita lainnya yang mengalami kondisi yang sama atau kesusahan dalam hal kesehatan.
Ketua TP PKK Rini memberikan semangat kepada orang tua Lailla, Yuliani. Rini juga memberikan bingkisan sembako untuk keluarga kecil wanita 34 tahun ini agar gizi anak balitanya tercukupi, Rini juga memberikan asupan gizi berupa susu, cemilan balita dan beras khusus balita yang mengalami kekerdilan.
"Bukan hanya bantuan berupa sembako. Juga ada bantuan permakanan setiap hari tiga kali, harapannya dengan permakanan ini gizinya bisa tercukupi," kata Rini.
Setelah berbincang cukup lama dengan Yuliani, Rini mengungkapkan penyebab kekerdilan pada Lailla adalah adanya gangguan pencernaan, sehingga tidak dapat menerima makanan. Oleh karena itu, Rini meminta Dinkes Surabaya dan Puskesmas Tanjungsari untuk melakukan pemeriksaan pencernaan balita Lailla.
Baca juga: Akibat jantung bawaan, balita Surabaya dirawat di RS IJN Kuala Lumpur
Baca juga: 127 anak di Surabaya terpapar COVID-19, 36 di antaranya balita
"Insya Allah, setelah diperiksa dan pencernaanya mulai bagus, nanti gizinya akan tercukupi dan pulih kembali. Sehingga, bisa menjadi energi buat anak ini. Saya harap tidak ada lagi adik Lailla lainnya di Surabaya," ujar Rini.
Rini menambahkan setelah dinyatakan pulih, Lailla akan mendapatkan perawatan secara intensif. Salah satunya terapi dan rutin meminum obat hormon untuk memperbaiki kondisi hormonal pada tubuh Lailla.
"Dengan kondisi seperti ini, dia harus rutin minum obat agar hormonnya tidak berubah. Tetapi, memang ada biaya yang harus dikeluarkan. Alhamdulillah, kita dapat bantuan obat hormon dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI, nanti akan diminum secara rutin oleh adik Lailla," kata Rini.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022
Tags: