Bali libatkan masyarakat desa, sekolah hingga pengusaha atasi sampah
4 Februari 2022 09:38 WIB
Warga mengenakan busana sinterklas saat membersihkan sampah di Pantai Legian, Badung, Bali, Sabtu (25/12/2021). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka merayakan Natal 2021 untuk berbagi kebaikan di kawasan pariwisata itu. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/pras.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) Provinsi Bali, I Made Teja mengatakan pemerintah daerah berupaya menangani masalah sampah di Pulau Dewata dengan melibatkan masyarakat desa, universitas, sekolah, hingga pengusaha di masing-masing wilayah.
"Kami menggerakkan beberapa sekolah, kepeduliannya untuk tidak banyak menghasilkan sampah. Dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan sekarang terkait pembatasan sampah plastik menjadi tantangan bagi kami, bagaimana kami bisa menekannya," kata Teja saat diskusi daring, Kamis (3/2).
"Kami maksimalkan dan bantu dorong untuk melakukan pendekatan, pendampingan terhadap lokasi-lokasi rencana pembangunan TPS 3R. Kami sudah mulai terus harus melakukan percepatan-percepatan pembangunan TPS 3R, TPST," jelasnya.
Teja menjelaskan, dengan dukungan berbagai pihak tersebut, maka masalah sampah yang terjadi seiring dibukanya aktivitas pariwisata bisa teratasi.
Adapun terkait dengan tumpukan sampah yang viral di media sosial, I Made Teja memastikan bahwa tumpukan sampah itu bukan berada di wilayah Bali.
"Kemarin ada berita di medsos bahwa di kawasan Pantai Selat Bali ada buangan (sampah medis). Tapi kenyataannya itu tidak ada di kawasan kami," kata Teja.
"Di Bali, kami punya petugas untuk ngecek di sekeliling pantai itu tidak ada ditemukan seperti itu. Hanya beberapa sampah biasa dan kayu yang terbawa arus," lanjutnya.
Lebih lanjut, Teja mengatakan bahwa pihaknya akan terus bersama-sama memantau pihak penghasil sampah medis. Menurut pemantauannya, Teja memaparkan saat ini sebagian besar rumah sakit telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola limbah medis.
"Poinnya kami di Provinsi Bali memang bersama-sama melakukan pemantauan terhadap penghasil sampah medis. Memang dari hasil pantauan kami, sudah sebagian besar dari rumah sakit itu sendiri atau terkait dengan medis sudah bekerja sama dengan pihak ketiga," ujar Teja.
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Usut temuan sampah alat tes antigen di Selat Bali
Baca juga: Sampah styrofoam di Bali meningkat selama pandemi COVID-19
Baca juga: Jelang G20 pastikan dua kawasan mangrove di Denpasar tanpa sampah
"Kami menggerakkan beberapa sekolah, kepeduliannya untuk tidak banyak menghasilkan sampah. Dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan sekarang terkait pembatasan sampah plastik menjadi tantangan bagi kami, bagaimana kami bisa menekannya," kata Teja saat diskusi daring, Kamis (3/2).
"Kami maksimalkan dan bantu dorong untuk melakukan pendekatan, pendampingan terhadap lokasi-lokasi rencana pembangunan TPS 3R. Kami sudah mulai terus harus melakukan percepatan-percepatan pembangunan TPS 3R, TPST," jelasnya.
Teja menjelaskan, dengan dukungan berbagai pihak tersebut, maka masalah sampah yang terjadi seiring dibukanya aktivitas pariwisata bisa teratasi.
Adapun terkait dengan tumpukan sampah yang viral di media sosial, I Made Teja memastikan bahwa tumpukan sampah itu bukan berada di wilayah Bali.
"Kemarin ada berita di medsos bahwa di kawasan Pantai Selat Bali ada buangan (sampah medis). Tapi kenyataannya itu tidak ada di kawasan kami," kata Teja.
"Di Bali, kami punya petugas untuk ngecek di sekeliling pantai itu tidak ada ditemukan seperti itu. Hanya beberapa sampah biasa dan kayu yang terbawa arus," lanjutnya.
Lebih lanjut, Teja mengatakan bahwa pihaknya akan terus bersama-sama memantau pihak penghasil sampah medis. Menurut pemantauannya, Teja memaparkan saat ini sebagian besar rumah sakit telah bekerja sama dengan pihak ketiga untuk mengelola limbah medis.
"Poinnya kami di Provinsi Bali memang bersama-sama melakukan pemantauan terhadap penghasil sampah medis. Memang dari hasil pantauan kami, sudah sebagian besar dari rumah sakit itu sendiri atau terkait dengan medis sudah bekerja sama dengan pihak ketiga," ujar Teja.
Baca juga: Wakil Ketua DPR: Usut temuan sampah alat tes antigen di Selat Bali
Baca juga: Sampah styrofoam di Bali meningkat selama pandemi COVID-19
Baca juga: Jelang G20 pastikan dua kawasan mangrove di Denpasar tanpa sampah
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022
Tags: