Jakarta (ANTARA News) - Kecenderungan harga minyak mentah dunia yang tinggi dan semakin meningkatnya subsidi bahan bakar minyak yang membebani APBN membuat pemerintah kembali menerapkan kebijakan penghematan energi yang akan dituangkan dalam instruksi Presiden.

"Tampaknya kita harus kembali lakukan efesiensi energi terutama penggunaan listrik dan bahan bakar minyak, harga minyak mentah tetap tinggi dan belum ada tanda menurun dan berakibat langsung pada subsidi yang besar pada APBN," kata Presiden saat membuka sidang kabinet di Kantor Presiden Jakarta, Kamis siang.

Kepala Negara mengatakan salah satu cara menyelamatkan APBN dengan mengurangi tekanan subsdi BBM dan listrik melalui pengurangan penggunaan BBM bersubsidi dan listrik.

Presiden mengatakan dalam tahun-tahun sebelumnya pernah diberlakukan kebijakan penghematan penggunaan listrik khususnya di lingkungan instansi pemerintah dan menunjukkan hasil yang menggembirakan.

"Khusus listrik kita pernah melakukan penghematan yang sangat serius, hasilnya nyata," katanya.

Karena itu, Presiden dalam sidang kabinet yang berlangsung mulai pukul 14:00 WIB meminta laporan dari jajaran menteri mengenai rencana implementasi penghematan penggunaan BBM bersubsidi dan penghematan penggunaan listrik.

Beberapa hari lalu, Presiden sudah mengeluarkan keputusan mengenai penghematan energi yang kemudian akan dibahas oleh Menteri ESDM, Darwin Saleh, untuk dijadikan Instruksi Presiden.

Selain membahas mengenai penghematan energi, dalam sidang kabinet yang dihadiri oleh Wapres Boediono dan para menteri, juga dibahas mengenai persiapan di berbagai sektor menjelang puasa dan lebaran.

Usai sidang kabient, pada pukul 16:00 WIB Presiden dijadwalkan melakukan rapat konsultasi dengan pimpinan DPR di kompleks Istana Presiden, membicarakan salah satunya adalah pembahasan RUU BPJS.
(ANT)