36 imigran Rohingya kabur sejak ditampung di BLK Lhokseumawe
3 Februari 2022 19:53 WIB
Petugas keamanan melakukan absensi pascakaburnya imigran Rohingya di tempat penampungan Balai Latihan Kerja (BLK) Desa Meunasah Mee Kandang, Lhokseumawe, Aceh, Rabu (19/1/2022). ANTARA FOTO/Rahmad
Banda Aceh (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe menyatakan 36 dari 105 imigran Rohingya yang ditampung di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe sejak 31 Desember 2021 kabur atau melarikan diri.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe Marzuki di Lhokseumawe, Kamis mengatakan semua imigran Rohingya yang kabur dari penampungan sementara tersebut perempuan.
"Mereka melarikan diri dengan merusak pagar di belakang kamp penampungan dengan memanfaatkan kelengahan petugas jaga," kata Marzuki menyebutkan.
Marzuki mengatakan imigran Rohingya yang kabur itu terjadi beberapa kali. Pertama pada 18 Januari 2022, delapan imigran Rohingya berhasil melarikan diri.
"Sehari kemudian, enam pengungsi lainnya mencoba kabur, namun dapat digagalkan oleh petugas jaga," kata Marzuki.
Selanjutnya pada 30 Januari 2022, kata Marzuki, empat imigran berhasil kabur. Selang sehari kemudian disusul sembilan imigran Rohingya lainnya meninggalkan kamp penampungan tersebut.
"Lalu, pada 1 Februari lalu ada delapan imigran yang kabur. Berikutnya pada 2 Februari imigran yang kabur. Kini, imigran yang tersisa tinggal 69 orang lagi," kata Marzuki.
Untuk mengantisipasi terulang imigran Rohingya kabur, kata Marzuki, pihaknya sudah memasang empat kamera pemantau atau CCTV di beberapa titik kamp penampungan tersebut.
"Dengan adanya kamera pemantau tersebut memudahkan penjaga mengawasi puluhan imigran Rohingya itu, sehingga jika ada yang berusaha melarikan diri dapat dicegah," kata Marzuki.
Marzuki mengatakan Pemerintah Kota Lhokseumawe mendesak lembaga PBB UNHCR untuk segera memindahkan imigran gelap tersebut ke lokasi penampungan permanen di Sumatera Utara.
"Setiap hari ada yang kabur dari kamp penampungan ini. Sebaiknya para imigran tersebut segera dipindahkan guna mengantisipasi adanya tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan warga negara Indonesia," kata Marzuki.
Baca juga: PBB serukan bantuan lebih besar untuk pengungsi Rohingya
Baca juga: Kesehatan 76 etnis Rohingnya sudah ditangani
Baca juga: LSM Malaysia minta Indonesia selamatkan pengungsi Rohingnya
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Pengungsi Rohingya Kota Lhokseumawe Marzuki di Lhokseumawe, Kamis mengatakan semua imigran Rohingya yang kabur dari penampungan sementara tersebut perempuan.
"Mereka melarikan diri dengan merusak pagar di belakang kamp penampungan dengan memanfaatkan kelengahan petugas jaga," kata Marzuki menyebutkan.
Marzuki mengatakan imigran Rohingya yang kabur itu terjadi beberapa kali. Pertama pada 18 Januari 2022, delapan imigran Rohingya berhasil melarikan diri.
"Sehari kemudian, enam pengungsi lainnya mencoba kabur, namun dapat digagalkan oleh petugas jaga," kata Marzuki.
Selanjutnya pada 30 Januari 2022, kata Marzuki, empat imigran berhasil kabur. Selang sehari kemudian disusul sembilan imigran Rohingya lainnya meninggalkan kamp penampungan tersebut.
"Lalu, pada 1 Februari lalu ada delapan imigran yang kabur. Berikutnya pada 2 Februari imigran yang kabur. Kini, imigran yang tersisa tinggal 69 orang lagi," kata Marzuki.
Untuk mengantisipasi terulang imigran Rohingya kabur, kata Marzuki, pihaknya sudah memasang empat kamera pemantau atau CCTV di beberapa titik kamp penampungan tersebut.
"Dengan adanya kamera pemantau tersebut memudahkan penjaga mengawasi puluhan imigran Rohingya itu, sehingga jika ada yang berusaha melarikan diri dapat dicegah," kata Marzuki.
Marzuki mengatakan Pemerintah Kota Lhokseumawe mendesak lembaga PBB UNHCR untuk segera memindahkan imigran gelap tersebut ke lokasi penampungan permanen di Sumatera Utara.
"Setiap hari ada yang kabur dari kamp penampungan ini. Sebaiknya para imigran tersebut segera dipindahkan guna mengantisipasi adanya tindak pidana perdagangan orang yang melibatkan warga negara Indonesia," kata Marzuki.
Baca juga: PBB serukan bantuan lebih besar untuk pengungsi Rohingya
Baca juga: Kesehatan 76 etnis Rohingnya sudah ditangani
Baca juga: LSM Malaysia minta Indonesia selamatkan pengungsi Rohingnya
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: