Janggal Asing Minta Purnawirawan Dukung Sri Mulyani
20 Juli 2011 19:07 WIB
Presiden Susilo Yudhoyono (kanan) berjabat tangan dengan Mantan Menteri Keuangan yang kini menjabat Managing Director Bank Dunia, Sri Mulyani (kiri) saat mengadakan pertemuan di Jimbaran, Bali, Jumat (8/4). (FOTO ANTARA/Nyoman Budhiana)
Jakarta (ANTARA News) - Letjen TNI Purn Tubagus Hasanuddin yang kini Politisi PDI Perjuangan menilai janggal jika diplomat asing agresif mendekati para purnawirawan untuk meminta mendukung Sri Mulyani Indarwati sebagai calon presiden periode mendatang.
"Sebagai negara yang sudah menganut kehidupan berdemokrasi, ini merupakan hal biasa. Tetapi menjadi aneh ketika yang meminta dukungan itu justru Perwakilan Resmi Negara Asing," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan itu, karena perwakilan negara asing tersebut --tak disebutkan negara mana--, mulai melakukan pendekatan, agar para purnawirawan TNI Angkatan Darat mendukung pencalonan Sri Mulyani menjadi calon presiden 2014.
"Sekali lagi saya tegaskan, dalam negara yang sudah menganut kehidupan berdemokrasi seperti Indonesia, siapa pun berhak mengkespresikan cita-citanya bahkan menyampaikan keinginan dan gagasannya kepada siapa pun," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini.
Sebab, menurut dia, ini dijamin undang-undang, termasuk "kampanye tim" Sri Mulyani itu.
"Tetapi kan menjadi aneh, ketika yang meminta dukungan itu justru Perwakilan Resmi dari sebuah Negara asing," tandasnya.
Kalau ini benar, ia meminta pihak kementerian luar negeri mempertanyakannya.
"Karena diplomat asing tidak boleh terlibat politik praktis di mana mereka ditempatkan. Ada apa sesungguhnya?," katanya.
Pertanyaan berikutnya, lanjutnya, apakah Sri Mulyani sudah membuat "deal-deal" dengan negara asing?
"Barangkali ada komitmen bersama yang harus dipenuhi ketika dia terpilih sebagai Presiden RI," pungkas Tubagus Hasanuddin.
(ANT)
"Sebagai negara yang sudah menganut kehidupan berdemokrasi, ini merupakan hal biasa. Tetapi menjadi aneh ketika yang meminta dukungan itu justru Perwakilan Resmi Negara Asing," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia mengemukakan itu, karena perwakilan negara asing tersebut --tak disebutkan negara mana--, mulai melakukan pendekatan, agar para purnawirawan TNI Angkatan Darat mendukung pencalonan Sri Mulyani menjadi calon presiden 2014.
"Sekali lagi saya tegaskan, dalam negara yang sudah menganut kehidupan berdemokrasi seperti Indonesia, siapa pun berhak mengkespresikan cita-citanya bahkan menyampaikan keinginan dan gagasannya kepada siapa pun," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini.
Sebab, menurut dia, ini dijamin undang-undang, termasuk "kampanye tim" Sri Mulyani itu.
"Tetapi kan menjadi aneh, ketika yang meminta dukungan itu justru Perwakilan Resmi dari sebuah Negara asing," tandasnya.
Kalau ini benar, ia meminta pihak kementerian luar negeri mempertanyakannya.
"Karena diplomat asing tidak boleh terlibat politik praktis di mana mereka ditempatkan. Ada apa sesungguhnya?," katanya.
Pertanyaan berikutnya, lanjutnya, apakah Sri Mulyani sudah membuat "deal-deal" dengan negara asing?
"Barangkali ada komitmen bersama yang harus dipenuhi ketika dia terpilih sebagai Presiden RI," pungkas Tubagus Hasanuddin.
(ANT)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: