Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo B Yudhoyono, memanggil dan menemui Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, di Wisma Negara, yang berada di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu petang.
Mobil Alphard yang sering ditumpangi Anas terparkir di halaman Wisma Negara sejak sekitar pukul 17.00 WIB. Mobil bernomor polisi B 69 AUD itu terparkir bersama sejumlah mobil lain, termasuk beberapa mobil yang sering digunakan dalam iring-iringan mobil kepresidenan.
Pertemuan di dalam Wisma Negara itu berlangsung secara tertutup. Bahkan, sejumlah petugas keamanan melarang wartawan mendekati bangunan itu.
Setelah sekitar satu jam, beberapa mobil mulai meninggalkan halaman Wisma Negara. Mobil pertama yang keluar adalah sedan bernomor polisi B 1705 RFS yang ditumpangi politisi Partai Demokrat, Andi Malarangeng.
Beberapa saat kemudian, mobil Anas juga meninggalkan Wisma Negara. Mobil bernomor polisi B 69 AUD itu dikawal dua mobil lain yang melaju di belakangnya.
Pihak Istana atau Partai Demokrat belum memberikan informasi sampai dengan pukul 18.30 WIB. Juru Bicara Kepresidenan, Julian Pasha, yang ditemui di dalam komplek Istana juga tidak bersedia berkomentar banyak, termasuk tentang kasus yang sedang dialami oleh Partai Demokrat.
"Itu urusan partai," katanya memberikan alasan.
Partai Demokrat menjadi bahan pembicaraan publik setelah salah satu mantan kadernya, M Nazaruddin menjadi tersangka dugaan korupsi pembangunan Wisma Atlet SEA Games. Nazaruddin kemudian membeberkan dugaan keterlibatan dan aliran dana ke sejumlah kader Partai Demokrat dalam sebuah wawancara melalui telepon di sebuah stasiun televisi.
Presiden Susilo Yudhoyono belum memberikan tanggapan tentang pernyataan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazaruddin itu.
"Sementara ini belum," kata Juru Bicara Kepresidenan, Julian Pasha ketika ditemui di komplek Istana Kepersidenan, Jakarta, Rabu.
Julian tidak memberikan pernyataan rinci ketika ditanya apakah Presiden Yudhoyono yang juga Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu menonton wawancara dengan Nazaruddin.
"Nanti kalau ada yang bisa disampaikan tentu saya sampaikan," kata Julian.
Dalam sebuah wawancara telepon dengan salah satu stasiun televisi nasional, Nazaruddin membeberkan dugaan aliran dana kepada sejumlah kader Partai Demokrat.
Bahkan, dia juga membeberkan peran petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi, sebuah institusi penegak hukum yang sedang mengusut kasus yang menjerat Nazaruddin.
Sementara itu, Kepolisian Negara RI menyatakan serius untuk menangkap Nazaruddin yang kini telah jadi buronan internasional.
"Kita tetap monitor keberadaannya dan polisi serius menangani itu, tunggu saja saatnya," kata Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam.
Anton mengatakan, pengejaran masih terus dilakukan.
"Masih dalam pengejaran anggota kita, tentu semua kita rahasiakan, jadi tidak boleh disampaikan ke publik," katanya.
Kadiv Humas mengatakan semua informasi dan masukan mengenai keberadaan Nazaruddin sangat bermanfaat untuk penyidik, karena polisi masih perlu melakukan pembuktian.
"Saat ini dia (Nazaruddin, red) berada di negara orang lain. Tentu kita harus koordinasi dulu yang baik, karena tidak bisa menangkap langsung," kata Anton.
(ANT)
SBY Panggil Anas
20 Juli 2011 18:36 WIB
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Anas Urbaningrum menyampaikan pidato politiknya saat menghadiri Musyawarah Daerah Kedua DPD Partai Demokrat Bali di Sanur, Bali, Jumat (14/1). (FOTO ANTARA/Edoardo)
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011
Tags: