Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyerap dana Rp7,45 triliun dari lelang enam seri Surat Utang Negara (SUN), yang akan digunakan untuk menutup sebagian dari pembiayaan APBN 2011.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa, menyebutkan, total penawaran yang masuk mencapai Rp28,27 triliun.

Rincian jumlah dimenangkan Rp7,45 triliun adalah seri SPN20111020 sebesar Rp0,55 triliun, dengan imbal hasil/harga rata-rata tertimbang 4,18 persen, akan jatuh tempo 20 Oktober 2011.

SPN20120706 sebesar Rp0,90 triliun dengan imbal hasil/harga rata-rata tertimbang 5,00 persen, akan jatuh tempo 6 Juli 2012.

Untuk seri FR0055 tidak ada yang dimenangkan. Untuk FR0053 sebesar Rp1,95 triliun, dengan imbal hasil 7,30 persen, tingkat kupon 8,25 persen, akan jatuh tempo 15 Juli 2021.

Seri FR0058 sebesar Rp3,00 triliun dengan imbal hasil 8,48 persen, tingkat kupon 8,25 persen, akan jatuh tempo 15 Juni 2032. Seri FR0057 sebesar Rp1,05 triliun dengan imbal hasil 8,92 persen, tingkat kupon 9,5 persen, akan jatuh tempo 15 Mei 2041.

Jumlah penawaran yang masuk untuk SPN20111020 sebesar Rp4,22 triliun dengan imbal hasil/harga tertinggi yang masuk 6,00 persen dan terendah 4,03 persen.

Penawaran yang masuk untuk SPN20120706 sebesar Rp6,34 triliun dengan imbal hasil/harga tertinggi yang masuk 5,75 persen dan terendah 5,00 persen.

Penawaran yang masuk untuk FR0055 sebesar Rp1,89 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 6,84 persen dan terendah 6,69 persen. Penawaran yang masuk untuk FR0053 sebesar Rp2,57 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 7,47 persen dan terendah 7,25 persen.

Penawaran yang masuk untuk FR0058 sebesar Rp9,90 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 9,53 persen dan terendah 8,41 persen. Sementara penawaran yang masuk untuk FR0057 sebesar Rp3,37 triliun dengan imbal hasil tertinggi yang masuk 9,13 persen dan terendah 8,84 persen.

Jumlah yang dimenangkan sebesar Rp7,45 triliun lebih besar dari yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp7 triliun.