Taliban larang petempur bawa senjata ke taman hiburan
2 Februari 2022 17:11 WIB
Arsip - Pengunjung taman hiburan berpose dengan pejuang Taliban dari provinsi Wardak selama kunjungan pertama mereka ke Kabul saat mereka mengambil cuti untuk mengunjungi taman hiburan di reservoir Qargha di pinggiran Kabul, Afghanistan, Oktober 2021. (ANTARA/Reuters/Jorge Silva/as)
Kabul (ANTARA) - Para petempur Taliban dilarang membawa senjata mereka di taman-taman hiburan di Afghanistan, kata juru bicara kelompok itu pada Rabu.
Kebijakan tersebut dianggap sebagai upaya Taliban untuk menampilkan gambaran yang lebih ramah sebagai penguasa baru Afghanistan.
Petempur Taliban, yang menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam perang melawan pemerintah dukungan Amerika Serikat, memenuhi taman-taman hiburan di berbagai kota di Afghanistan sejak mereka merebut kekuasaan pada Agustus.
"Mujahidin Emirat Islam tidak diperbolehkan memasuki taman-taman hiburan bersama senjata, seragam militer dan kendaraan," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di Twitter.
"(Mereka) wajib mematuhi semua aturan dan regulasi di taman-taman hiburan."
Baca juga: Afghanistan akan buka kembali perguruan tinggi negeri
Taliban dikenal sebagai kelompok anti kompromi dan sering menerapkan hukum mereka yang keras secara brutal ketika pertama kali berkuasa pada 1996-2001.
Namun sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus, mereka mencoba menunjukkan wajah yang lebih moderat kepada rakyat Afghanistan dan masyarakat dunia, ketika pemerintahan sementara mereka berjuang menghadapi krisis kemanusiaan.
Tempat yang menarik bagi para petempur Taliban adalah salah satu taman hiburan terbesar di Kabul dan sebuah taman di pinggir waduk Qargha, di pinggiran barat kota itu.
Sambil menenteng senjata otomatis, mereka antre untuk menaiki komidi putar dan ayunan kapal bajak laut, sementara pengunjung biasa memandang mereka dengan gugup.
Baca juga: Delegasi Taliban akan ke Norwegia, bahas krisis kemanusiaan
Sebagian besar petempur yang berbicara dengan Reuters mengaku belum pernah mengunjungi Kabul sebelum Taliban merebut ibu kota itu pada 5 Agustus.
Beberapa di antara mereka mengaku sangat ingin mendatangi taman hiburan itu sebelum ditugaskan kembali ke daerah lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sejak kudeta, penyelundupan narkotika di Myanmar melonjak
Baca juga: Konjen RI Penang resmikan perluasan gedung pelayanan publik
Kebijakan tersebut dianggap sebagai upaya Taliban untuk menampilkan gambaran yang lebih ramah sebagai penguasa baru Afghanistan.
Petempur Taliban, yang menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam perang melawan pemerintah dukungan Amerika Serikat, memenuhi taman-taman hiburan di berbagai kota di Afghanistan sejak mereka merebut kekuasaan pada Agustus.
"Mujahidin Emirat Islam tidak diperbolehkan memasuki taman-taman hiburan bersama senjata, seragam militer dan kendaraan," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid di Twitter.
"(Mereka) wajib mematuhi semua aturan dan regulasi di taman-taman hiburan."
Baca juga: Afghanistan akan buka kembali perguruan tinggi negeri
Taliban dikenal sebagai kelompok anti kompromi dan sering menerapkan hukum mereka yang keras secara brutal ketika pertama kali berkuasa pada 1996-2001.
Namun sejak mengambil alih kekuasaan pada Agustus, mereka mencoba menunjukkan wajah yang lebih moderat kepada rakyat Afghanistan dan masyarakat dunia, ketika pemerintahan sementara mereka berjuang menghadapi krisis kemanusiaan.
Tempat yang menarik bagi para petempur Taliban adalah salah satu taman hiburan terbesar di Kabul dan sebuah taman di pinggir waduk Qargha, di pinggiran barat kota itu.
Sambil menenteng senjata otomatis, mereka antre untuk menaiki komidi putar dan ayunan kapal bajak laut, sementara pengunjung biasa memandang mereka dengan gugup.
Baca juga: Delegasi Taliban akan ke Norwegia, bahas krisis kemanusiaan
Sebagian besar petempur yang berbicara dengan Reuters mengaku belum pernah mengunjungi Kabul sebelum Taliban merebut ibu kota itu pada 5 Agustus.
Beberapa di antara mereka mengaku sangat ingin mendatangi taman hiburan itu sebelum ditugaskan kembali ke daerah lain.
Sumber: Reuters
Baca juga: Sejak kudeta, penyelundupan narkotika di Myanmar melonjak
Baca juga: Konjen RI Penang resmikan perluasan gedung pelayanan publik
Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Fardah Assegaf
Copyright © ANTARA 2022
Tags: