Jakarta (ANTARA) - Tesla dikabarkan telah menarik kembali dari peredaran (recall) kendaraan Model S, Model Y Dan Model X karena fitur yang terkandung dalam program Beta FSD-nya memiliki masalah.

Ada 54.000 unit kendaraan yang dapat "rolling stop" atau memungkinkan kendaraan untuk mengemudi sendiri melalui persimpangan tanpa berhenti sepenuhnya.

Tesla memperkenalkan "Rolling Stop" pada tahun 2020 sebagai bagian dari pembaruan firmware over-the-air, tetapi fungsinya tidak diaktifkan secara default. Pengemudi harus memilih untuk menyalakannya dan ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sebelum diaktifkan.

Menurut dokumen NHTSA, fungsi harus dihidupkan, kendaraan harus melaju kurang dari 5,6 mph (9 km/jam), tidak ada kendaraan, pejalan kaki, atau pengendara sepeda yang dapat terdeteksi di dekat persimpangan, harus ada jarak pandang yang cukup, dan semua jalan berpotongan harus memiliki batas kecepatan 30 mph atau kurang.

Pada dasarnya, sistem kerja dari FSD ini sama halnya dengan pengemudi-pengemudi lain lakukan yang memperhatikan kecepatan, situasi lalu lintas dan juga rambu-rambu lalu lintas yang ada.

Itu semua baik dan bagus, tetapi keputusan yang dibuat oleh individu secara pribadi berbeda dari kebijakan resmi yang ditulis dalam kode, terutama ketika fitur tersebut secara teknis melanggar hukum.

Menurut dokumentasi NHTSA, ia bertemu dengan Tesla dua kali pada Januari 2022 untuk membahas fungsionalitas dan parameter operasinya. Pada 20 Januari, pembuat mobil setuju untuk menonaktifkan fungsionalitas secara sukarela, dimulai dengan rilis firmware 2021.44.30.15.

Untungnya, tidak ada laporan cedera atau kecelakaan terkait penarikan ini. Reuters melaporkan bahwa mode tersebut telah menarik perhatian di media sosial, mendorong NHTSA untuk melihat fitur tersebut.

Kendaraan yang terkena penarikan adalah Model 3 2017-2022, Model S 2016-2022, Model X 2016-2022, dan Tesla Model Y 2020-2022. Penerapan firmware baru diharapkan akan dimulai pada awal 2022 dan akan terjadi di udara.

Tesla juga sedang diselidiki oleh regulator karena mengizinkan pengemudi kendaraannya bermain game di layar infotainment saat sedang bergerak.

Sekali lagi, masalahnya dapat diselesaikan dengan pembaruan over-the-air tetapi kebiasaan Tesla untuk menguji fitur-fitur ilegal di jalan umum dan hanya mengubahnya setelah mereka tertangkap (dengan biaya yang sangat kecil) sepertinya merupakan praktik bisnis yang meragukan.



Baca juga: Tesla gugat vlogger di China karena palsukan kerusakan Model 3

Baca juga: Microfon karaoke mobil TeslaMic dijual di China seharga Rp2,7 juta

Baca juga: Survei: Pemilik EV baru enggan kembali ke mobil berbahan bakar bensin