Manado (ANTARA News) - Negara peserta Asean Economic Minister (AEM) and related meeting ke-43 yang akan berlangsung 9-13 Agustus 2011, di Kota Manado, Sulawesi Utara terus memantau erupsi kedua Gunung Soputan dan Lokon dengan semakin dekatnya pelaksanaan kegiatan yang akan diikuti 10 negara ASEAN dan delapan negara peserta dari negara lain.

"Peserta dari beberapa negara selalu menanyakan kondisi letusan gunung Lokon dan Soputan yang terjadi saat ini karena pelaksanaan pertemuan menteri keuangan ini sudah semakin dekat waktu," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami, di Manado, Rabu.

Gusmardi mengatakan, pertemuan di Kota Manado dipandang sangat penting karena dari hasil pembahasan pada pertemuan ini akan menjadi bahan pembicaraan tingkat kepala negara yang akan berlangsung di Bali bulan November 2011.

"Mereka khawatir kalau pertemuan di Kota Manado ini tertunda karena gangguan alam bencana letusan gunung maka tidak ada hasil yang dibahas kepala negara nanti di Bali," kata Gusmardi.

Kementerian Perdagangan (Kemendag), kata Gusmardi, terus memantau perkembangan kedua gunung berapi di Sulut tersebut, dan selalu dijelaskan kepada negara peserta AEM bahwa sampai saat ini belum banyak mengganggu kondisi di Kota Manado dan sekitarnya, yang menjadi lokasi pelaksanaan kegiatan internasional ini.

"Bandara Sam Ratulangi di kawasan Mapanget Manado masih tetap dibuka untuk semua penerbangan baik lokal maupun internasional, ini pertanda bahwa bencana alam tersebut masih aman untuk pelaksanaan AEM pada 9-13 Agustus 2011," kata Gusmardi.

Kemendag, kata Gusmardi, menjadikan bencana erupsi kedua gunung berapi ini sebagai tantangan untuk lebih mempersiapkan pelaksanaan AEM agar dapat berlangsung secara baik.

Negara-negara yang akan hadir dalam pertemuan membicarakan berbagai hal seperti perdagangan dan investasi, akan hadir 10 negara di kawasan ASEAN dan delapan di luar kawasan ini.

"Ke-8 negara di luar ASEAN yakni Jepang, China, Korea, India, Australia, Selandia Baru, Amerika Serikat dan Rusia," kata Gusmardi.

(G004)