Airlangga: UMKM jadi penyangga ekonomi, harus didukung agar bangkit
1 Februari 2022 10:44 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat meninjau ketersediaan dan keterjangkauan harga bahan pangan di Pasar Raya I Salatiga, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (29/1/2022). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian/aa.
Jakarta (ANTARA) - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah terus memberi bantuan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk bangkit di tengah pandemi, karena merupakan salah satu sektor yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional.
"Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, kami mendorong agar UMKM diberikan bantuan langsung tunai dan bantuan modal. Salah satunya melalui kelompok binaan UMKM usAHA," kata Airlangga dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
UMKM merupakan sektor penting dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 61 persen dan menyerap tenaga kerja hingga 97 persen, kontribusi terhadap investasi 60 persen dan terhadap ekspor nonmigas sebesar 16 persen.
"UMKM menjadi penyangga dalam berbagai krisis ekonomi, termasuk dalam menjaga lapangan kerja pada masa pandemi COVID-19," katanya.
Sebelumnya, pada Minggu (30/1/2022), Airlangga melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah menemui puluhan anggota Kelompok UMKM usAHA di Desa Kulon, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Airlangga yang merupakan pembina Kelompok UMKM usAHA itu berdiskusi dengan Sutia (39) bersama suaminya Muhammad Faridudin (40), pemilik usaha pengolahan nata de coco dan dihadiri sebanyak 20 UMKM lainnya. Nata de coco merupakan sejenis makanan yang dibuat dari hasil fermentasi air kelapa.
Sutia mengaku merasa gugup saat menunggu kedatangan Airlangga ke rumahnya. "Saya agak bingung nanti mau gimana pas ketemu Pak Airlangga. Saya nanya-nanya terus ke suami, Pak Airlangga jadi rawuh ndak, kata suami saya jadi," ungkap Sutia.
Namun, suasana mencair ketika Airlangga singgah di stan UMKM miliknya. Sambil berbincang mengenai omzet penjualan yang diperoleh dan kendala yang dihadapi Sutia selama berusaha, Airlangga pun sempat mencoba cara mengemas nata de coco menggunakan mesin press plastik.
"Pak Airlangga nanya omzetnya berapa, pemasarannya bagaimana, hambatannya apa. Terus, Pak Airlangga coba bungkusin, saya jadi gugup, dikasih tepuk tangan meriah," ujar Sutia.
Usaha Melati nata de coco dirintis oleh Sutia dan suaminya sejak 2014, ketika suaminya terkena PHK. Sejak itu, dengan bermodal dari hasil penjualan tanah ia memilih berusaha membuat nata de coco.
Awalnya, hasil produksi usaha pengolahan nata de coco dijual berkeliling dari rumah ke rumah, hingga menjual ke beberapa pasar lokal di Kota Semarang, Salatiga, Kendal, dan Solo.
Pada 2018, usaha Sutia mulai mapan dan memiliki sejumlah karyawan. Namun, saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada 2020, sebagian besar UMKM merasakan dampak negatif, termasuk usaha miliknya.
Selama pandemi pesanan nata de coco milik Sutia mengalami penurunan, sehingga berpengaruh pada pendapatan. Biasanya dalam satu minggu ia mendapat penghasilan Rp700.000, namun akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pendapatannya menurun yaitu hanya sebesar Rp250.000 per minggu.
"Biasanya ada pesanan untuk acara-acara, pesanan di pasar. Tapi, semenjak pandemi turun drastis. Diharapkan dengan bantuan Bapak Airlangga sebagai pembina, usaha kami ini bisa bangkit kembali," katanya.
Sutia merupakan salah satu anggota Kelompok UMKM usAHA binaan Airlangga Hartarto yang telah merasakan manfaat sejak mengikuti program pelatihan WirausAHA Maju meliputi kiat-kiat berusaha di tengah pandemi dan cara memasarkan produk.
Baca juga: UMKM binaan Airlangga Hartarto borong dagangan PKL Jateng-DIY
Baca juga: Menko Airlangga: Investasi di sektor UMKM capai 60 persen
Baca juga: Menko Perekonomian: UMKM harus tangkap potensi industri halal dunia
"Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, kami mendorong agar UMKM diberikan bantuan langsung tunai dan bantuan modal. Salah satunya melalui kelompok binaan UMKM usAHA," kata Airlangga dalam siaran pers di Jakarta, Selasa.
UMKM merupakan sektor penting dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar 61 persen dan menyerap tenaga kerja hingga 97 persen, kontribusi terhadap investasi 60 persen dan terhadap ekspor nonmigas sebesar 16 persen.
"UMKM menjadi penyangga dalam berbagai krisis ekonomi, termasuk dalam menjaga lapangan kerja pada masa pandemi COVID-19," katanya.
Sebelumnya, pada Minggu (30/1/2022), Airlangga melakukan kunjungan kerja ke Jawa Tengah menemui puluhan anggota Kelompok UMKM usAHA di Desa Kulon, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pada kesempatan itu, Airlangga yang merupakan pembina Kelompok UMKM usAHA itu berdiskusi dengan Sutia (39) bersama suaminya Muhammad Faridudin (40), pemilik usaha pengolahan nata de coco dan dihadiri sebanyak 20 UMKM lainnya. Nata de coco merupakan sejenis makanan yang dibuat dari hasil fermentasi air kelapa.
Sutia mengaku merasa gugup saat menunggu kedatangan Airlangga ke rumahnya. "Saya agak bingung nanti mau gimana pas ketemu Pak Airlangga. Saya nanya-nanya terus ke suami, Pak Airlangga jadi rawuh ndak, kata suami saya jadi," ungkap Sutia.
Namun, suasana mencair ketika Airlangga singgah di stan UMKM miliknya. Sambil berbincang mengenai omzet penjualan yang diperoleh dan kendala yang dihadapi Sutia selama berusaha, Airlangga pun sempat mencoba cara mengemas nata de coco menggunakan mesin press plastik.
"Pak Airlangga nanya omzetnya berapa, pemasarannya bagaimana, hambatannya apa. Terus, Pak Airlangga coba bungkusin, saya jadi gugup, dikasih tepuk tangan meriah," ujar Sutia.
Usaha Melati nata de coco dirintis oleh Sutia dan suaminya sejak 2014, ketika suaminya terkena PHK. Sejak itu, dengan bermodal dari hasil penjualan tanah ia memilih berusaha membuat nata de coco.
Awalnya, hasil produksi usaha pengolahan nata de coco dijual berkeliling dari rumah ke rumah, hingga menjual ke beberapa pasar lokal di Kota Semarang, Salatiga, Kendal, dan Solo.
Pada 2018, usaha Sutia mulai mapan dan memiliki sejumlah karyawan. Namun, saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia pada 2020, sebagian besar UMKM merasakan dampak negatif, termasuk usaha miliknya.
Selama pandemi pesanan nata de coco milik Sutia mengalami penurunan, sehingga berpengaruh pada pendapatan. Biasanya dalam satu minggu ia mendapat penghasilan Rp700.000, namun akibat kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) pendapatannya menurun yaitu hanya sebesar Rp250.000 per minggu.
"Biasanya ada pesanan untuk acara-acara, pesanan di pasar. Tapi, semenjak pandemi turun drastis. Diharapkan dengan bantuan Bapak Airlangga sebagai pembina, usaha kami ini bisa bangkit kembali," katanya.
Sutia merupakan salah satu anggota Kelompok UMKM usAHA binaan Airlangga Hartarto yang telah merasakan manfaat sejak mengikuti program pelatihan WirausAHA Maju meliputi kiat-kiat berusaha di tengah pandemi dan cara memasarkan produk.
Baca juga: UMKM binaan Airlangga Hartarto borong dagangan PKL Jateng-DIY
Baca juga: Menko Airlangga: Investasi di sektor UMKM capai 60 persen
Baca juga: Menko Perekonomian: UMKM harus tangkap potensi industri halal dunia
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022
Tags: