Wamenkes ingin kampanye hapus stigma kusta dikemas kekinian dan viral
31 Januari 2022 15:01 WIB
Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono saat menyampaikan sambutan dalam peringatan Hari Kusta Sedunia 2022 yang ditayangkan secara virtual dan diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Senin (31/1/2022). ANTARA/Andi Firdaus.
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono meminta kampanye penghapusan stigma negatif orang dengan penyakit kusta dikemas dalam metode kekinian dan bersifat viral di masyarakat.
"Kampanye untuk menurunkan stigmatisasi kusta diharapkan lebih kekinian dan lebih viral dengan melibatkan lintas sekor," kata Dante Saksono Harbuwono dalam peringatan Hari Kusta Sedunia 2022 yang ditayangkan secara virtual dan diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Senin.
Dante mengatakan kampanye menghapus stigma negatif penderita kusta sejalan dengan tema nasional "Mari Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Terhadap Kusta".
Kampanye secara kekinian dan viral, kata Dante, adalah salah satu strategi pemerintah dalam menekan jumlah penderita kusta di Indonesia yang pada 2021 ditemukan 7.201 kusta baru.
Selain itu terdapat enam provinsi yang belum mencapai target eliminasi kusta, di antaranya Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.
Baca juga: Kemenkes temukan 7.201 penyakit kusta baru sepanjang 2021
Baca juga: 8 provinsi Indonesia belum eliminasi kusta
"Sampai saat ini masih ada 101 kabupaten/kota di enam Provinsi di Indonesia yang belum mencapai target eliminasi kusta. Diharapkan paling lambat 2024 target tersebut dicapai," katanya.
Kampanye yang digagas memuat sejumlah edukasi penting kepada masyarakat di antaranya kusta dapat diobati dan sembuh, kusta perlu dideteksi sedini mungkin.
Kampanye itu akan melibatkan kalangan artis, media sosial, tokoh masyarakat, media massa dan sebagainya untuk dapat menjangkau masyarakat.
Selain program kampanye, Kemenkes juga mempersiapkan strategi lain untuk menekan kasus kusta di antaranya meningkatkan pelacakan kasus, penyediaan SDM tenaga kesehatan yang optimal di daerah, pertemuan lintas sektor, serta memastikan logistik obat-obatan yang lebih baik.
Baca juga: Prevalensi kusta pada anak Indonesia 9,14 persen
Baca juga: Penyakit kusta masih tinggi karena kurangnya edukasi masyarakat
"Kampanye untuk menurunkan stigmatisasi kusta diharapkan lebih kekinian dan lebih viral dengan melibatkan lintas sekor," kata Dante Saksono Harbuwono dalam peringatan Hari Kusta Sedunia 2022 yang ditayangkan secara virtual dan diikuti dari YouTube Kemenkes RI di Jakarta, Senin.
Dante mengatakan kampanye menghapus stigma negatif penderita kusta sejalan dengan tema nasional "Mari Hapuskan Stigma dan Diskriminasi Terhadap Kusta".
Kampanye secara kekinian dan viral, kata Dante, adalah salah satu strategi pemerintah dalam menekan jumlah penderita kusta di Indonesia yang pada 2021 ditemukan 7.201 kusta baru.
Selain itu terdapat enam provinsi yang belum mencapai target eliminasi kusta, di antaranya Papua Barat, Papua, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi Barat.
Baca juga: Kemenkes temukan 7.201 penyakit kusta baru sepanjang 2021
Baca juga: 8 provinsi Indonesia belum eliminasi kusta
"Sampai saat ini masih ada 101 kabupaten/kota di enam Provinsi di Indonesia yang belum mencapai target eliminasi kusta. Diharapkan paling lambat 2024 target tersebut dicapai," katanya.
Kampanye yang digagas memuat sejumlah edukasi penting kepada masyarakat di antaranya kusta dapat diobati dan sembuh, kusta perlu dideteksi sedini mungkin.
Kampanye itu akan melibatkan kalangan artis, media sosial, tokoh masyarakat, media massa dan sebagainya untuk dapat menjangkau masyarakat.
Selain program kampanye, Kemenkes juga mempersiapkan strategi lain untuk menekan kasus kusta di antaranya meningkatkan pelacakan kasus, penyediaan SDM tenaga kesehatan yang optimal di daerah, pertemuan lintas sektor, serta memastikan logistik obat-obatan yang lebih baik.
Baca juga: Prevalensi kusta pada anak Indonesia 9,14 persen
Baca juga: Penyakit kusta masih tinggi karena kurangnya edukasi masyarakat
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022
Tags: