Jakarta (ANTARA) - Perdagangan jasa China naik sebesar 16,1 persen secara tahunan (yoy) menjadi hampir 5,3 triliun yuan (1 yuan = Rp2.261) atau sekitar 831,42 miliar dolar AS pada 2021, kata Kementerian Perdagangan China pada Minggu (30/1).

Dari total tersebut, ekspor jasa mencapai lebih dari 2,54 triliun yuan, naik sebesar 31,4 persen (yoy), dan impor jasa mencapai 2,75 triliun yuan, naik 4,8 persen (yoy).

Pertumbuhan ekspor perdagangan jasa melampaui pertumbuhan impor sebesar 26,6 poin persentase, menghasilkan penurunan defisit perdagangan jasa sebesar 69,5 persen.

Defisit perdagangan jasa mencapai 211,28 miliar yuan, atau 481,65 miliar yuan lebih rendah dibandingkan level pada 2020, dan terendah sejak 2011.

Namun, dibandingkan dengan level 2019, perdagangan jasa turun 2,2 persen, dengan ekspor jasa naik 30 persen dan impor jasa turun 20,4 persen.

Perdagangan jasa berbasis pengetahuan intensif (knowledge-intensive service) meningkat tahun lalu mencapai hampir 2,33 triliun yuan, naik 14,4 persen (yoy).

Ekspor jasa berbasis pengetahuan intensif meningkat 18 persen menjadi 1,26 triliun yuan, sedangkan impor jasa berbasis pengetahuan intensif naik 10,4 persen menjadi 1,06 triliun yuan.

Perdagangan jasa transportasi tumbuh signifikan tahun lalu menyusul pesatnya pertumbuhan perdagangan barang, melonjak 61,2 persen menjadi lebih dari 1,68 triliun yuan.

Meski demikian, perdagangan jasa perjalanan turun 22,5 persen tahun lalu menjadi 789,76 miliar yuan.

Pada Desember 2021 saja, perdagangan jasa China tercatat sebesar 619,73 miliar yuan, naik 28,6 persen (yoy).

China mengambil banyak langkah untuk memperluas keterbukaan industri jasa dan berjanji melakukan lebih banyak upaya untuk mempromosikan keterbukaan perdagangan jasa ke tingkat yang lebih tinggi.