Hong Kong (ANTARA) - Dolar mendekati level tertinggi satu setengah tahun terhadap euro di perdagangan Asia pada Senin pagi, dengan volatilitas pasar ekuitas diperkirakan akan mendorongnya lebih tinggi dalam jangka pendek ketika para pedagang mengamati pertemuan bank sentral Australia (RBA), bank sentral Inggris (BOE) dan Bank Sentral Eropa (ECB).

Euro berada di 1,1148 dolar AS, tak jauh dari terendah Jumat lalu (28/1/2022) di 1,1119 dolar AS, terlemah sejak Juni 2020. Dolar Aussie berada di 0,6991 dolar AS, juga mendekam di dekat level terendah 18-bulan Jumat (28/1/2022), sementara sterling berada di 1,34015 dolar AS, dekat level terendah satu bulan pada akhir pekan lalu.

Greenback mengalami minggu terbaiknya dalam tujuh bulan pekan lalu didukung oleh investor yang mencari keamanan di tengah aksi jual aset-aset berisiko dan oleh analis yang meningkatkan perkiraan kenaikan suku bunga AS.

Indeks MSCI dunia 50 negara utama menuju bulan terburuk sejak awal pandemi.

Pasar sekarang memperkirakan peluang lebih dari 90 persen dari setidaknya empat kenaikan suku bunga pada akhir tahun dan peluang 67 persen setidaknya lima kali kenaikan suku bunga.

Baca juga: Dolar melonjak, bank sentral AS bersiap naikkan suku bunga lebih cepat

"Dolar AS 'tersenyum' lagi, mengacu pada kombinasi harga yang berubah-ubah dan sentimen risiko yang jauh lebih lemah," kata analis di Barclays.

Ke depan mereka mengatakan ekuitas yang lemah dan bergejolak dapat mendukung dolar tetapi potensi kenaikan dolar lebih lanjut berdasarkan ekspektasi kenaikan suku bunga terbatas, karena pergerakan minggu lalu berarti "siklus normalisasi agresif" sekarang telah diperkirakan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya berada di 97,205, tepat di bawah puncak 18 bulan pada Jumat (28/1/20220 di 97,441.

Yen berada di 115,23 per dolar, di tengah kisaran baru-baru ini, diterpa hambatan dari kenaikan suku bunga AS dengan sedikit prospek kenaikan suku bunga di dalam negeri, tetapi didukung oleh beberapa permintaan untuk tempat berlindung yang aman.

Sementara angka penggajian AS keluar pada Jumat (4/2/2022), fokus minggu ini bergeser sedikit dari Fed ke tiga bank sentral lainnya.

Baca juga: Rupiah akhir pekan diprediksi melemah, efek pengetatan bank sentral AS

Pengamat Australia menunggu pertemuan bank sentral Selasa (1/2/2022), di tengah meningkatnya ekspektasi untuk pengumuman akhir program pelonggaran kuantitatif. Itu akan diikuti oleh pidato gubernur RBA pada Rabu (2/2/2022) dan pernyataan tentang kebijakan moneter pada Jumat (4/2/2022).

Pekan ini "akan pergi jauh untuk menentukan psikologi pasar untuk beberapa bulan ke depan," kata analis Westpac. "Pelonggaran kuantitif (QE) akan berhenti tidak akan mengejutkan, jadi fokus sebenarnya adalah pada pergeseran pandangan ekonomi RBA dan implikasinya terhadap suku bunga acuan."

BOE juga mengadakan pertemuan pada Kamis (3/2/2022), dengan jajak pendapat ekonom Reuters memprediksi kenaikan suku bunga kedua dalam waktu kurang dari dua bulan, ketika BOE mengembalikan lebih banyak stimulus pandemi, setelah inflasi melonjak ke level tertinggi dalam hampir 30 tahun.

Bank Sentral Eropa juga mengadakan pertemuan kebijakan Kamis (3/2/2022). Meskipun tidak ada perubahan kebijakan yang diharapkan, analis mulai memperingatkan bahwa kenaikan suku bunga yang mendekati dari Fed akan mengecilkan jendela tindakan ECB.

Di pasar mata uang kripto, bitcoin diperdagangkan di 37.700 dolar AS, setelah akhir pekan yang tenang untuk aset-aset digital.

Baca juga: Harga emas anjlok 36,6 dolar, terpukul penguatan "greenback"