Jakarta (ANTARA News) - Belum berlanjutnya pemanfaatan atas paket stimulus tahap ketiga Amerika Serikat (AS) mengakibatkan pelaku pasar melakukan aksi beli selektif terhadap rupiah sehingga mata uang lokal mengalami kenaikan tipis.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik delapan poin menjadi Rp8.540 per dolar dari sebelumnya Rp8.548.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova, di Jakarta, Kamis mengatakan, pelaku pasar masih menunggu kelanjutan paket stimulus AS tahap ketiga yang belum mendapat persetujuan kongres.

Pelaku pasar semula optimis atas komentar Gubernur Bank Sentral AS bahwa paket stimulus paket ketiga akan segera digulirkan, katanya.

Namun, penggunana dana paket stimulus tahap ketiga, lanjut dia belum mendapat persetujuan dari kongres AS, karena Amerika harus menaikkan pagu utangnya, padahal paket stimulus itu akan digunakan pada awal Agustus 2011.

Pelaku pasar cenderung menunggu perkembangan dari pasar AS sehingga aksi beli mereka relatif kecil, ujarnya.

Menurut dia, apabila kongres langsung menyetujui maka pasar global akan positif dan rupiah kemungkinan akan bergerak lebih besar lagi.

"Kami optimis pasar akan dapat kembali bergairah, apabila faktor positif dari global kembali muncul di pasar, "ucapnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, mengatakan bahwa rupiah akan kembali menguat, karena sentimen positif dari internal tetap kuat.

Kenaikan rupiah itu juga didukung oleh laporan emiten kuartal kedua 2011 yang cenderung membaik sejalan dengan menguatnya pertumbuhan ekonomi pada semester kedua.

Indonesia, menurut dia masih tetap diminati asing yang ingin mencari imbal hasil yang lebih baik.

Karena itu pasar domestik akan tetap diburu pelaku asing untuk menempatkan dananya baik di pasar uang, pasar saham, obligasi, maupun instrumen Bank Indonesia, katanya.
(T.H-CS/P003)