Washington (ANTARA News) - Presiden AS Barack Obama mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov Rabu bahwa ia mendukung upaya Moskow untuk menengahi penyelesaian politik di Libya.

Presiden Amerika juga menyatakan siap untuk mendukung perundingan menuju transisi demokrasi asalkan pemimpin Libya Muammar Gaddafi mengundurkan diri, kata Gedung Putih.

Sekretaris pers Obama, Jay Carney, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa presiden menjelaskan posisinya tentang masalah ini dalam pertemuan dengan Lavrov di Gedung Putih.

Moskow menyatakan, masalah Libya harus cepat diselesaikan lewat meja perundingan, bukan kekuatan senjata, lapor Reuters.

Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebelumnya terlibat perdebatan menyangkut operasi udara negara-negara Barat di Libya, sementara pesawat tempur aliansi itu meningkatkan pemboman terhadap sasaran rezim Tripoli.

Sergei Lavrov menuduh NATO menginterpretasikan resolusi PBB tentang Libya sesuai dengan keinginannya, setelah berunding dengan Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen yang menunjukkan perbedaan, bukannya menjamin tercapainya penyelesaian bagi setiap keputusan yang telah disepakati.

Pertemuan NATO-Rusia yang diselenggarakan di kota Sochi di Laut Hitam Rusia dihadiri pada menit-menit terakhir oleh Preaiden Afrika Selatan Jacob Zuma, setelah KTT Uni Afrika yang baru saja selesai dalam upaya memperkuat rencana perdamaian regional untuk mengakhiri konflik Libya.

"Sejauh ini, tidak ada pengertian bersama tentang bagaimana resolusi itu dilaksanakan," kata Lavrov, mengacu pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang membuka jalan bagi serangan udara di negara Afrika Utara itu.

"Kami ingin resolusi ini dilaksanakan secara benar tanpa memperluas interpretasi."

Rusia abstain dalam pemungutan suara resolusi itu di Dewan Keamanan, tetapi sejak itu mengecam atas waktu dan peningkatan serangan terhadap sasaran-sasaran pemerintah Libya. (AK/S004/K004)