Mumbai (ANTARA News) - Tiga ledakan serentak mengguncang kota finansial India, Mumbai, Rabu malam, menewaskan sedikitnya 20 orang dan mencederai lebih dari 100 orang, demikian diumumkan kementerian dalam negeri di New Delhi.

Jumlah korban terbaru itu merevisi angka kematian sebelumnya 13 yang diberikan oleh pihak berwenang di Mumbai.

Bom-bom itu meledak di distrik-distrik ramai di bagian selatan kota itu, daerah sama yang menjadi sasaran serangan dua setengah tahun lalu oleh militan bersenjata yang menewaskan 166 orang.

"Itu serangan lain terhadap jantung India, serangan lain terhadap Mumbai," kata Menteri Besar Maharashtra Prithviraj Chavan, yang mengisyaratkan kemungkinan keterlibatan pihak asing dengan mengatakan, itu merupakan "tantangan bagi kedaulatan India".

Kementerian dalam negeri mengatakan, sedikitnya 20 orang tewas dan 113 cedera, banyak dari mereka dalam keadaan serius.

Menteri Dalam Negeri P. Chidambaram mengatakan kepada wartawan di New Delhi, itu adalah "serangan terkoordinasi oleh teroris" dan "seluruh kota Mumbai dalam keadaan siaga tinggi".

Sasaran serangan itu mencakup sebuah kawasan penduduk kelas menengah, pasar emas dan sebuah bangunan yang menjadi tempat pedagang permata dan toko perhiasan.

Ketiga ledakan itu terjadi dalam kurun waktu 15 menit, mulai sekitar pukul 18.30 waktu setempat (pukul 20.20 WIB).

"Jelas bahwa penyerang ingin melukai orang sebanyak mungkin. Banyak orang yang cedera," kata seorang menteri di negara bagian Maharashtra, Chhagan Bhujbal, kepada wartawan.

Belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun kecurigaan awal ditujukan pada dua kelompok muslim yang menyerang India di masa silam: Mujahidin India yang berada di dalam negeri dan Lashkar-e-Taiba (LeT) yang bermarkas di Pakistan.

Pada November 2008, 10 militan melancarkan sejumlah serangan di Mumbai, termasuk terhadap hotel-hotel bintang lima, yang dikenal sebagai "26/11" dan sering dibanding-bandingkan dengan serangan 11 September di AS.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, itu telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014/K004)