LPS yakin "tapering" Fed tak akan timbulkan volatilitas drastis
28 Januari 2022 18:36 WIB
Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers Tingkat Bunga Penjaminan LPS di Jakarta, Jumat (28/01/2022). (ANTARA/Agatha Olivia)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) meyakini pengurangan pembelian aset oleh Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Fed alias tapering tidak akan menimbulkan volatilitas yang drastis.
"Secara umum, rencana tapering dan kebijakan kenaikan suku bunga yang akan mulai dilakukan di triwulan I-2022 sudah relatif lebih dapat diterima oleh pelaku pasar," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers Tingkat Bunga Penjaminan LPS di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, dinamika pasar keuangan domestik dan global tetap menunjukkan tren pemulihan kendati masih dibayangi risiko volatilitas perkembangan COVID-19 varian Omicron, rencana The Fed dalam mempercepat tapering off, dan kemungkinan suku bunga kebijakan yang akan lebih hawkish (suku bunga tinggi).
Risiko volatilitas akibat rencana tapering off di AS yang lebih cepat diperkirakan lebih ringan, di tengah kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan langkah kebijakan sektor keuangan yang tepat.
"Kondisi stabilitas sistem keuangan domestik tetap terkendali di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global," ucap dia.
Purbaya menuturkan stabilitas tersebut salah satunya tercermin dari rata-rata nilai tukar rupiah saat ini berada di level Rp14.299 dolar AS atau menguat 0,02 persen.
Penguatan kurs Garuda utamanya ditopang oleh sentimen positif domestik dan langkah Bank Indonesia (BI) melalui kebijakan triple intervention yang terukur.
Di tengah isu pengetatan berbagai kebijakan bank sentral tersebut, dirinya menegaskan akan terus memantau keadaan di pasar.
"Namun yang jelas kebijakan LPS tidak terikat dengan apa-apa, seperti Fed misalnya," tambah Purbaya.
Baca juga: LPS pertahankan tingkat bunga penjaminan Bank Umum sebesar 3,5 persen
Baca juga: LPS: Relaksasi denda premi buat perbankan leluasa kelola likuiditas
Baca juga: LPS jamin 99,92 persen dari total rekening di 2021
"Secara umum, rencana tapering dan kebijakan kenaikan suku bunga yang akan mulai dilakukan di triwulan I-2022 sudah relatif lebih dapat diterima oleh pelaku pasar," ujar Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam Konferensi Pers Tingkat Bunga Penjaminan LPS di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, dinamika pasar keuangan domestik dan global tetap menunjukkan tren pemulihan kendati masih dibayangi risiko volatilitas perkembangan COVID-19 varian Omicron, rencana The Fed dalam mempercepat tapering off, dan kemungkinan suku bunga kebijakan yang akan lebih hawkish (suku bunga tinggi).
Risiko volatilitas akibat rencana tapering off di AS yang lebih cepat diperkirakan lebih ringan, di tengah kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang lebih kuat dan langkah kebijakan sektor keuangan yang tepat.
"Kondisi stabilitas sistem keuangan domestik tetap terkendali di tengah meningkatnya risiko ketidakpastian global," ucap dia.
Purbaya menuturkan stabilitas tersebut salah satunya tercermin dari rata-rata nilai tukar rupiah saat ini berada di level Rp14.299 dolar AS atau menguat 0,02 persen.
Penguatan kurs Garuda utamanya ditopang oleh sentimen positif domestik dan langkah Bank Indonesia (BI) melalui kebijakan triple intervention yang terukur.
Di tengah isu pengetatan berbagai kebijakan bank sentral tersebut, dirinya menegaskan akan terus memantau keadaan di pasar.
"Namun yang jelas kebijakan LPS tidak terikat dengan apa-apa, seperti Fed misalnya," tambah Purbaya.
Baca juga: LPS pertahankan tingkat bunga penjaminan Bank Umum sebesar 3,5 persen
Baca juga: LPS: Relaksasi denda premi buat perbankan leluasa kelola likuiditas
Baca juga: LPS jamin 99,92 persen dari total rekening di 2021
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022
Tags: