Menpora sebut PB Wushu bisa jadi contoh tata kelola manajemen olahraga
28 Januari 2022 17:17 WIB
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali saat menghadiri Musyawarah Nasional (Munas) PB Wushu di Jakarta, Jumat (28/1/2022). ANTARA/HO-Kemenpora/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menilai tata kelola Pengurus Besar Wushu Indonesia bisa menjadi contoh untuk pengurus induk cabang olahraga lain dalam meningkatkan manajemen organisasi.
Hal itu disampaikan Zainudin saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) PB Wushu di Jakarta, Jumat. Ia menilai PB Wushu mampu melakukan transformasi dan perbaikan tata kelola cabang olahraga sehingga dapat melahirkan banyak prestasi.
"Tata kelola organisasi dan transformasi yang dilakukan pengurus organisasi masih kurang. Mudah-mudahan ini bisa dibagikan pak Airlangga (Ketua Umum PB Wushu) kepada semua pengurus cabang olahraga, paling tidak ada referensi yang bisa dijadikan oleh para pengurus cabang olahraga untuk menjalankan roda organisasi dengan tata kelola yang baik," kata Zainudin dalam siaran pers Kemenpora.
Baca juga: Menpora apresiasi PB Wushu Indonesia yang konsisten gelar kejuaraan
Zainudin mengatakan, apabila induk cabang olahraga memiliki tata kelola organisasi yang baik maka akan makin mudah melahirkan atlet-atlet potensial melalui pembinaan bersama baik pengurus pusat, pengurus provinsi, pengurus kota dan daerah.
Ia meminta PB Wushu untuk terus melakukan pembinaan yang terarah serta berkelanjutan sehingga di masa pendatang wushu bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang berkontribusi menyumbang banyak medali ketika dipertandingkan di Olimpiade nanti. Wushu sampai saat ini belum diakui sebagai cabang resmi Olimpiade. Federasi Wushu Internasional sebetulnya sudah mengajukan tiga kali permohonan kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 2001, 2008, dan 2011 agar wushu dapat dipertandingkan di pesta olahraga empat tahunan itu, namun usaha tersebut tak juga membuahkan hasil.
Pada 2011, wushu sempat mencapai putaran final dalam pemungutan suara untuk cabang olahraga baru yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Namun upaya tersebut juga gagal.
Baca juga: Bibit atlet potensial bermunculan pada Indonesian Wushu All Games 2021
Zainudin pun berharap agar cabang olahraga wushu dapat dipertandingkan di Olimpiade di masa mendatang, mengingat atlet wushu Indonesia kerap menyumbang medali emas di ajang single event maupun multievent internasional.
"Untuk mencapai itu, perlu ada kontribusi dari cabang-cabang olahraga. Dari catatan statistik, catatan perjalanannya, maka wushu adalah salah satu yang potensial untuk mendukung cita-cita 100 tahun Indonesia merdeka," tuturnya.
Sementara itu, Airlangga mengatakan bahwa wushu bisa terus berprestasi berkat kerja sama yang baik antara pengurus pusat, provinsi, kota, hingga sasana maupun klub wushu yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.
Ia bertekad untuk mempertahankan tradisi emas yang diraih para atlet wushu Indonesia di berbagai kejuaraan baik single event maupun multievent internasional.
"Kami bangga tapi tidak berpuas diri dengan prestasi yang telah dicapai seperti tradisi emas di setiap single event, kejuaraan Asia maupun dunia. Tradisi emas di setiap multievent, terutama SEA Games dan yang kita banggakan adalah prestasi emas yang diraih dalam Asian Games," ucapnya.
Baca juga: Menpora pastikan penerapan sistem bubble dalam kejuaraan internasional
Hal itu disampaikan Zainudin saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) PB Wushu di Jakarta, Jumat. Ia menilai PB Wushu mampu melakukan transformasi dan perbaikan tata kelola cabang olahraga sehingga dapat melahirkan banyak prestasi.
"Tata kelola organisasi dan transformasi yang dilakukan pengurus organisasi masih kurang. Mudah-mudahan ini bisa dibagikan pak Airlangga (Ketua Umum PB Wushu) kepada semua pengurus cabang olahraga, paling tidak ada referensi yang bisa dijadikan oleh para pengurus cabang olahraga untuk menjalankan roda organisasi dengan tata kelola yang baik," kata Zainudin dalam siaran pers Kemenpora.
Baca juga: Menpora apresiasi PB Wushu Indonesia yang konsisten gelar kejuaraan
Zainudin mengatakan, apabila induk cabang olahraga memiliki tata kelola organisasi yang baik maka akan makin mudah melahirkan atlet-atlet potensial melalui pembinaan bersama baik pengurus pusat, pengurus provinsi, pengurus kota dan daerah.
Ia meminta PB Wushu untuk terus melakukan pembinaan yang terarah serta berkelanjutan sehingga di masa pendatang wushu bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang berkontribusi menyumbang banyak medali ketika dipertandingkan di Olimpiade nanti. Wushu sampai saat ini belum diakui sebagai cabang resmi Olimpiade. Federasi Wushu Internasional sebetulnya sudah mengajukan tiga kali permohonan kepada Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 2001, 2008, dan 2011 agar wushu dapat dipertandingkan di pesta olahraga empat tahunan itu, namun usaha tersebut tak juga membuahkan hasil.
Pada 2011, wushu sempat mencapai putaran final dalam pemungutan suara untuk cabang olahraga baru yang akan tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Namun upaya tersebut juga gagal.
Baca juga: Bibit atlet potensial bermunculan pada Indonesian Wushu All Games 2021
Zainudin pun berharap agar cabang olahraga wushu dapat dipertandingkan di Olimpiade di masa mendatang, mengingat atlet wushu Indonesia kerap menyumbang medali emas di ajang single event maupun multievent internasional.
"Untuk mencapai itu, perlu ada kontribusi dari cabang-cabang olahraga. Dari catatan statistik, catatan perjalanannya, maka wushu adalah salah satu yang potensial untuk mendukung cita-cita 100 tahun Indonesia merdeka," tuturnya.
Sementara itu, Airlangga mengatakan bahwa wushu bisa terus berprestasi berkat kerja sama yang baik antara pengurus pusat, provinsi, kota, hingga sasana maupun klub wushu yang tersebar di seluruh daerah Indonesia.
Ia bertekad untuk mempertahankan tradisi emas yang diraih para atlet wushu Indonesia di berbagai kejuaraan baik single event maupun multievent internasional.
"Kami bangga tapi tidak berpuas diri dengan prestasi yang telah dicapai seperti tradisi emas di setiap single event, kejuaraan Asia maupun dunia. Tradisi emas di setiap multievent, terutama SEA Games dan yang kita banggakan adalah prestasi emas yang diraih dalam Asian Games," ucapnya.
Baca juga: Menpora pastikan penerapan sistem bubble dalam kejuaraan internasional
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2022
Tags: