"Tim dari Resor Air Hitam, Kamis sore (27/1), membawa kerangkeng harimau ke lokasi. Apakah sudah dipasang atau belum, mereka belum melaporkan," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Bengkulu, Said Jauhari, dalam keterangannya di Mukomuko, Jumat.
Ia mengatakan hal itu setelah beredarnya informasi melalui "WhatsApp" terkait pemasangan kerangkeng harimau oleh petugas Resor Air Hitam bersama dengan warga setempat.
Ia mengatakan, berdasarkan pemantauannya tim dari Resor Air Hitam sebelumnya melakukan rapat kecil dengan warga setempat guna membahas cara penanganan harimau di wilayah ini.
Baca juga: BKSDA halau harimau penyerang ternak warga Mukomuko-Bengkulu
Baca juga: Tim pengusir harimau di Mukomuko gunakan meriam karbit
Untuk sementara ini, katanya, petugas Resor Air Hitam melakukan upaya pemasangan perangkap terlebih dahulu, apabila harimau tidak tertangkap, maka upaya lain dengan cara pengusiran harimau menjauh dari pemukiman penduduk.
"Cara terakhir yang kami lakukan dengan mengusir harimau tersebut menjauh dari pemukiman pendidikan di wilayah ini," ujar Said.
Sementara itu, harimau masuk pemukiman penduduk di UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman merupakan kejadian berulang, harimau penunggu wilayah di sekitar itu, ujarnya
UPT Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman berada dekat dengan hutan negara, yakni 500 meter dari kawasan Hutan Produksi Terbatas Air Ipuh I, dan perambah juga masuk ke sana sehingga kawasan hutan di lokasi tersebut terus berkurang.
Ia menjelaskan, ada dua kemungkinan terjadi konflik karena habitat yang di atas terganggu, persediaan makanan sedikit, dan sebelumnya ada kejadian penyakit flu babi sehingga pakan di alam kurang.
"Bila ada ternak dikandangkan agar tidak mengundang harimau, selanjutnya satwa tersebut mencari secara alamiah," katanya.
Baca juga: Petugas konservasi turun ke Mukomuko terkait gangguan harimau
Baca juga: Petugas konservasi berupaya halau harimau pemangsa ternak di Mukomuko