Jakarta (ANTARA News)- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa siang turun 1,29 persen, karena pelaku melepas saham untuk membeli dolar, setelah muncul kekhawatiran atas krisis finansial di Eropa berlanjut.

Indeks BEI turun 42,494 poin menjadi 3.952,100 dan Indeks LQ-45 berkurang 1,29 poin atau 9,467 poin menjadi 699,792.

Direktur Utama PT Finan Corpindo Nusa, Edwin Sinaga, mengatakan bahwa kekhawatiran atas krisis finansial di Eropa mengakibatkan pelaku melepas saham-saham unggulan, namun saham lapis dua dan tiga masih mampu bertahan.

"Kami memperkirakan kekhawatiran atas krisis finansial itu tidak akan berlangsung lama, " ucapnya.

Menurut dia, aksi lepas itu terjadi juga karena tertekan pasar regional yang melemah yang dimanfaatkan pelaku asing untuk menjual saham tersebut.

Jadi aksi konsolidasi di pasar modal Indonesia masih berlanjut, ujarnya.

Ia menambahkan, saham-saham unggulan yang mengalami koreksi harga antara lain Astra Internasional turun Rp700, United Tractor melemah Rp800 dan Bank Mandiri serta Bank BRI masing-masing melemah Rp150 dan Rp200 per saham.

Namun saham-saham lapis dua bahkan bergerak naik seperti Semen Gresik, Ramayana dan saham Auto, ucapnya.

Menurut dia, indeks BEI masih tetap berpeluang untuk menguat lagi, karena investor asing tetap berkeinginan untuk masuk ke kawasan Asia khususnya Indonesia yang dinilai pasar masih tetap menarik dan memberikan imbal hasil yang baik.

"Kami optimis indeks akan kembali menguat apabila faktor global kembali positif dalam waktu tidak lama," ucapnya.

Edwin Sinaga mengatakan, faktor positif dari terus membaiknya fundamental ekonomi tetap memberikan harapan bagi pertumbuhan pasar modal nasional.

Karena itu pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan lebih dari 6,5 persen akan dapat dicapainya, ucapnya.
(H-CS)