Mataram (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) Boediono menyatakan, pernah membahas masalah redenominasi rupiah dengan Budi Rochadi, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) yang meninggal dunia pada Senin, sekitar dua bulan lalu.

"Kita bicara redenominasi rupiah, tapi masih kita bahas," kata Wapres Boediono dalam kunjungan ke The Santosa Villas and Resort Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.

Ia menyebutkan, pembicaraan tentang rencana redenominasi rupiah sekitar dua bulan lalu itu merupakan kontak terakhir dengan Budi Rochadi.

"Dua bulan kemarin. Saya kira itu kontak yang terakhir," kata Boediono.

Redenominasi adalah penyederhanaan nilai mata uang menjadi lebih kecil tanpa mengubah nilai tukarnya. Pada waktu terjadi inflasi, jumlah satuan moneter yang sama perlahan-lahan memiliki daya beli yang semakin melemah. Dengan kata lain, harga produk dan jasa harus dituliskan dengan jumlah yang lebih besar.

Ketika angka-angka ini semakin membesar, mereka dapat memengaruhi transaksi harian karena risiko dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh jumlah lembaran uang yang harus dibawa, atau karena psikologi manusia yang tidak efektif menangani perhitungan angka dalam jumlah besar.

Wapres mengatakan, dirinya sering bersama dengan Budi Rochadi sejak tahun 1990-an hingga masa-masa sulit.

"Secara khusus pada masa-masa sulit itu, kita sama-sama tidak tidur. Beliau pekerja keras, selalu ada lembur," kenang Boediono.

Ia menyatakan, Indonesia kehilangan tokoh yang memiliki pengalaman sangat panjang dalam bidang ekonomi dan perbankan.

"Saya kaget, dan teman-teman BI sangat kehilangan," katanya.

Ia berharap, ada tokoh-tokoh muda yang akan menggantikan Budi Rochadi.

"Kita doakan perjalanannya menghadap Allah SWT lancar dan keluarga yang ditinggalkan bisa melanjutkan apa yang dicita-citakan," kata Wapres.

Budi Rochadi yang sejak Januari 2007 hingga saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur BI meninggal dunia di New York, Amerika Serikat (AS), sekitar pukul 18.30 waktu setempat atau pukul 06.30 WIB Senin saat menghadiri "International Banknote Conference" dan diskusi dengan "Fed Reserve New York" dan Bank Of New York mengenai "Cash Handling".

Budi Rochadi semasa hidupnya merupakan sosok yang sangat peduli mengenai peran BI dalam mendorong sektor riil dan UMKM. Ia merupakan Deputi Gubernur BI yang menangani Sistem Pembayaran, Kredit dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), serta pengawasan bank perkreditan rakyat (BPR).

Budi Rochadi lahir di Solo, Jawa Tengah, pada 24 Maret 1951, dan mulai bekerja di BI pada 1975, lalu pernah menjabat Pemimpin BI Semarang, Pemimpin BI Medan, dan Kepala Kantor Perwakilan BI Tokyo, Jepang. Sebelum menjabat Deputi Gubernur, ia menjadi Direktur Senior Pengawasan Bank.

Jabatan sebagai Deputi Gubernur BI ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 69/P Tahun 2006 dan diambil sumpahnya saat dilantik pada tanggal 11 Januari 2007.

Budi Rochadi menyelesaikan pendidikan Sarjana Ekonomi di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta, pada 1975, memperoleh gelar MA dalam bidang ekonomi di Michigan State University, Amerika Serikat (AS). Ia meninggalkan istri, Sriwati, dan dua anak, yaitu Diah Alit P dan Anggoro Dwi Nugroho.
(L.M041*A039/S006)