Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Selatan meningkatkan pelacakan (tracing) seiring dengan temuan kasus COVID-19 varian Omicron yang meningkat mencapai 91 orang.

Kepala Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Selatan M Helmi mengatakan dalam lima hari terakhir, jumlah kasus Omcicron di wilayahnya meningkat sebanyak 11 orang dari sebelumnya pada Minggu, (23/1) masih berjumlah 80 orang.

Baca juga: Pemkot Jakarta Selatan gencarkan vaksinasi "booster" cegah Omicron

“Total ada 91 (kasus Omicron). Itu tersebar di 9 dari 10 kecamatan di Jakarta Selatan,” ujar M Helmi saat dikonfirmasi di Jakarta Kamis.

Menurut Helmi, dari 10 kecamatan itu hanya Kecamatan Pancoran yang tidak ditemukan kasus COVID-19 varian Omicron.

Saat ini, Suku Dinas Kesehatan melalui petugas yang berada di setiap puskesmas terus melakukan pelacakan terhadap warganya.

Helmi menuturkan bahwa umumnya para pasien yang terkonfirmasi Omicron melakukan karantina di hotel dan rumah susun yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

“Karantina di Jakarta Selatan tidak ada. Ada di hotel,” ujar Helmi.

Baca juga: Empat warga Mampang Prapatan Jakarta Selatan positif Omicron

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Selatan, Munjirin mengimbau warga agar mematuhi protokol kesehatan (prokes) selama beraktivitas di luar rumah guna meminimalisir penyebaran kasus COVID-19.

Hal itu menyusul meningkatnya temuan varian Omicron yang tercatat sudah ada 80 kasus ditemukan di Jakarta Selatan pada Minggu (23/1).

“Diimbau kepada masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. Dan ini kami terus mensosialisasikan bersamaan dengan vaksinasi,” ujar Munjirin.

Munjirin memastikan Pemkot Jakarta Selatan menangani pasien terpapar Omicron sesuai prosedur dan aturan yang berlaku, serta memaksimalkan vaksinasi, dan protokol kesehatan.

Baca juga: Wali Kota Jaksel imbau warga perketat prokes guna antisipasi Omicron