"Kaltim ini satu dari enam provinsi yang pertama mendukung program kendaraan listrik di Indonesia," kata Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Christianus Benny mewakili Gubernur Kaltim meresmikan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Shelter Kantor PLN UP3 Samarinda di Gajah Mada, Rabu.
Benny mengungkapkan, dukungan sudah dilakukan Kaltim sejak tahun 2021 lalu. Salah satunya dengan merancang penyiapan SPKLU, selain yang direncanakan PLN.
"Dari tahun lalu kami sudah merancang SPKLU seperti di PLN ini. Rencananya di sekitar kawasan Stadion Madya Sempaja," ungkap Benny.
Baca juga: Luhut: Gernas BBI tampilkan kendaraan listrik dukung Presidensi G20
Sebagai bentuk dukungan lain dalam kampanye penggunaan kendaraan bermotor listrik, Dinas ESDM Kaltim juga akan menyusun pengadaan mobil listrik untuk operasional.
Dukungan ini akan bersesuaian dengan upaya percepatan yang dilakukan oleh PLN. Karena itu, diharapkan semangat masyarakat untuk menggunakan mobil listrik ini akan semakin meningkat lagi.
"Apalagi akan ada insentif dari PLN dan pemerintah untuk keringanan pajak," imbuhnya.
General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Kaltimra Saleh Siswanto menjelaskan ke depan pihaknya akan menambah lagi SPKLU, baik di Samarinda maupun di luar Samarinda.
"Tahun ini akan kita tambah 6 SPKLU lagi. Empat di Kaltim dan dua di Kaltara. Beberapa kota masih akan kita survei seperti Bontang dan Tenggarong," ujar Saleh Siswanto.
Dijelaskan, mobil listrik ini lebih murah dalam biaya bahan bakar. Untuk pengisian 50 kWh pelanggan cukup mengeluarkan kocek tidak lebih dari Rp100 ribu. Dengan kWh tersebut, pelanggan bisa menggunakan kendaraan hingga 350 km.
"Kami sudah ujicoba ke Balikpapan pulang pergi (PP), penggunaan tidak sampai Rp100 ribu. Jauh lebih hemat dan zero emisi," kata Saleh Siswanto.
Baca juga: PLN tambah SPKLU Palembang jamin kebutuhan pengguna kendaraan listrik
Wali Kota Samarinda Andi Harun sangat mendukung program yang menurutnya akan membantu penciptaan udara segar berkualitas di Kota Tepian.
"Kami akan kaji pengadaan mobil listrik ini untuk pemerintah. Ke depan saya yakin penggunaannya akan lebih masif, walaupun sekarang masih mahal karena tergolong barang mewah. Harganya masih sekitar Rp600 juta," ucap Andi Harun.
Baca juga: Unila luncurkan mobil listrik buatan dosen dan mahasiswa