Sangihe, Sulut (ANTARA) - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Lily Reskia mengimbau warga di daerah itu mewaspadai demam berdarah dengue (DBD).

"Kami mengimbau semua warga di Kabupaten Sangihe agar mewaspadai penyakit demam berdarah dengue," kata Lily Reskia di Tahuna, Rabu.

Menurut dia, saat ini sudah ada satu warga penderita demam berdarah dan meninggal dunia sehingga warga harus waspada.

"Bulan Januari ini ada tiga kasus dan satu pasien meninggal dunia. Sedangkan tahun 2021 yang lalu ada sembilan kasus, dua orang di antaranya meninggal dunia," kata dia.

Dinas Kesehatan (Dinkes) melaksanakan pengasapan (fogging) di lokasi yang ada kasus, namun upaya ini hanya membasmi nyamuk yang besar sementara jentiknya tidak mati.

"Kami minta keterlibatan semua masyarakat untuk membasmi jentik nyamuk dengan cara membuang dan menguras setiap wadah yang menjadi tempat bertelurnya nyamuk seperti ban bekas dan lain sebagainya," kata dia.

Baca juga: Awal 2019 terdapat 178 kasus DBD di Sangihe
Baca juga: Demam berdarah renggut nyawa dua anak Sangihe-Sulut


Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular, Surveilans Imunisasi dan Penanggulangan Wabah Penyakit, Dinas Kesehatan Daerah Kepulauan Sangihe, Reonald Tanod mengatakan, sejak November 2021 sudah ketiga kalinya pihak Dinas Kesehatan Sangihe melaksanakan "fogging" di lokasi yang sama ketika ditemukan kasus DBD.

“Kami lakukan 'fogging' karena adanya kasus DBD, tapi sifatnya hanya 'fogging" fokus atau hanya radius dua ratus meter dari titik kasus,” ungkap Tanod.

Dia juga meminta masyarakat membersihkan lingkungan masing-masing agar tidak ada tempat bagi nyamuk untuk bertelur.

"Kalau semua warga melakukan program 3M, yaitu menguras dan membuang serta menutup tempat air maka nyamuk penyebab demam berdarah tidak dapat berkembang," kata dia.