Ambon (ANTARA) - Kepolisian Daerah Maluku mengklaim kondisi Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku, sudah kondusif setelah konflik warga negeri Ori dan Kariuw yang mengakibtkan tiga korban jiwa dan dua mengalami luka-luka.

“Situasi dan kondisi saat ini sudah kondusif, tidak ada lagi saling serang kemudian kami ada rencana mau membuka tenda di sana untuk menampung para pengungsi dari warga desa yang mengungsi ke hutan mau pun ke desa tetangga,” Kepala Bidang Humas Polda, Komisaris Besar Polisi M Roem Ohoirat, melalui telepon, Rabu.

Ia mengatakan, ada sejumlah aparat keamanan kurang lebih tiga kompi, yang merupakan gabungan TNI Polri dipimpin Kapolresta dan Dandim, serta bupati Maluku tengah mau pun Raja Pelau.

Baca juga: Bupati Maluku Tengah harap konflik Ori -Kariuw tidak meluas

“Sementara mereka melakukan komunikasi dan koordinasi dengan warga setempat agar menahan diri agar tidak terjadi penyerangan,” ucapnya.

Ia mengimbau kepada masyarakat yang mengungsi agar kembali ke desanya. Kata Ohoriat, TNI Polri sudah menjamin keamanan di sana.

Ia menyampaikan, saat ini korban sudah lima orang. Awalnya dua orang meninggal dunia, dan tiga lainnya mengalami luka-luka, di antaranya satu Polisi dan dua warga. Namun, berdasarkan laporan, sudah bertambah satu korban jiwa lagi, sehingga korban yang meninggal dunia sudah tiga orang.

Baca juga: TNI Polri patroli gabungan di Ambon antisipasi konflik Haruku

“Yang dua sisanya, saya belum dapat informasi yang jelas diobati di RS mana, tapi yang jelas di RS Ambon. Nanti saya tanyakan lagi,” ungkapnya.

Menurut dia, sementara aparat keamanan masih fokus pada pengamanan dan situasi dan kondisi saja. Untuk penyitaan senjata tajam dan pemeriksaan lainnya, belum dilakukan.

“Setelah kondisi baru mungkin langkah-langkah lain diambil. Itu nanti setelah situasi meredah dan tidak ada lagi saling serang, dipastikan kemaman sudah kondusif baru kami lakukan penanganan yang lain,” jelasnya.

Baca juga: Wakil kepala Polres: Konflik Haruku tidak terkait SARA

Ia menambahkan, penyekatan perbatasan tidak dilakukan, tetapi sudah ada aparat yang pastinya melakukan pengamanan di sana. “Kami sudah membuat 10 pos-pos di sana, untuk memastikan keamanan dan ketertiban di sana,” kata dia.

Sebelumnya, konflik diduga karena kesalahpahaman terkait lahan di kedua desa itu, yakni Ori dan Kariuw. Hal ini yang mengakibatkan terjadinya saling serang, sejak Selasa dini hingga Rabu.